Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Minggu, 20 Desember 2009

Tetap Fokus Pada Kebaikan

Pernahkah Anda mempersiapkan sebuah event secara mendadak; tanpa schedule, tanpa kepastian kapan hari ‘H’ nya? Hal demikian kami alami kemarin, saat terlibat dalam kepanitiaan event tahunan yang berbudget tidak sedikit.

Rencana yang semula dijadwal akan diselenggarakan pada bulan Oktober (karena rutinnya demikian), terpaksa molor hingga akhir tahun. Dan keputusan hari ‘H’ pada pertengahan bulan Desember itupun kami terima pada awal bulan itu, huff…

Dalam tempo 12 hari kami melanjutkan persiapan pelaksanaan event tersebut. Hingga wajarlah bila tahapan proses terpaksa dipadatkan namun tak terkesan asal-asalan.

Singkat cerita tibalah pada hari ‘H’ event tersebut. Lumayan sport jantung juga, karena kami baru kali ini melaksanakan sebuah event yang sekalipun rutin namun bisa dibilang persiapannya singkat sekali.

Hampir semua tamu undangan bisa hadir, namun sayang dua orang tamu penting yang paling ditunggu kehadirannya, akhirnya positif batal hadir dan hanya mengirim perwakilannya. Yeah, mau bilang apa? Namanya juga pejabat penting, kecewa... sudah pasti.

Gedung yang sanggup menampung 1500 orang lebih itu akhirnya dipenuhi para tamu undangan, dan langsung dipersilahkan menikmati hidangan yang disediakan di hampir setiap tempat dalam Exibition Hall. Acara santap siang sukses…

Acara berikutnya berlanjut di Auditorium Hall dimana acara ceremony serta acara hiburan dilangsungkan. Dan hingga acara terakhir berlangsung lumayan lancar tanpa gangguan berarti karena hanya masalah timing acara saja yang sedikit meleset namun dapat teratasi berkat plan ‘B’ (mc: bla..bla..bla..).

Huff… keringat letih selama persiapan hingga acara selesai, seakan terbayar sudah. Dan yang terpenting dari sana, ada sebuah nilai yang didapat, bahwa;


“Sebuah proses, betapapun kacaunya, bila semua tetap fokus pada kebaikan, maka hasilnyapun akan memuaskan”.



Share:

Minggu, 15 November 2009

Lajang atau Taken? Nikmati Saja Waktu Yang Ada

Dalam keadaan status apapun, baik itu yang masih lajang ataupun yang sudah menikah, dalam kehidupan memang kadang tidak selalu menyenangkan. Bagi yang masih lajang kadang diendapi rasa sedih hati karena masih sendiri. Dan bagi yang sudah menikah kadang sebal karena ternyata pernikahan tak seindah yang dibayangkan. Bagaimanapun juga ada keuntungan lebih baik bagi Anda yang sudah menikah maupun belum.

Keuntungan bagi Anda yang masih berstatus lajang;

Kebebasan beraktifitas
Sebagai seseorang yang belum berkomitmen penuh dalam pernikahan, Anda bebas melakukan aktifitas apapun tanpa perlu memikirkan pengaruh aktifitas Anda terhadap pasangan Anda.

Punya banyak waktu lebih
Anda memiliki banyak waktu untuk melakukan aktifitas yang berhubungan dengan hobi Anda, mengejar apa yang Anda suka dan ingin Anda raih. Hal ini dimungkinkan karena Anda tak perlu membagi waktu Anda dengan pasangan Anda.

Lebih fleksibel
Anda tidak perlu memikirkan pertimbangan pasangan Anda dalam hal merencanakan sesuatu. Dan Anda tidak perlu khawatir rencana Anda akan berbenturan dengan keinginan pasangan Anda. Karenanya Anda menjadi lebih fleksibel dalam merencanakan sesuatu.


Dan keuntungan bagi Anda yang berstatus menikah;

Memiliki sahabat yang siap menemani
Anda tak perlu mencari teman, saudara, atau anggota keluarga Anda agar ada yang menemani Anda.

Memiliki perasaan yang selalu terpenuhi
Dalam hal pernikahan yang dilandasi cinta, hidup bersama orang yang Anda cintai akan memberikan Anda perasaan terpenuhi dalam diri sendiri (fulfillment). Bukankah melakukan segala hal bersama seperti melakukan hobi bersama dengan orang yang Anda cintai tentu akan memberikan perasaan terpenuhi, kebahagiaan, dan kedekatan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata?

Kepuasan akan kehadiran buah hati
Dalam pernikahan Anda, kehadiran anak Anda tentu akan membawa kebahagiaan, keceriaan dan tawa dalam kegiatan keluarga. Bukankah melihat seorang anak yang tumbuh besar merupakan kepuasan yang tak tergambarkan? Sungguh tak ada yang bisa mengalahkan kepuasan tersebut.


Sementara studi mengatakan bahwa kini gap kebahagiaan antara yang menikah atau melajang kian sempit saja. Benar mereka yang menikah masih lebih bahagia daripada yang lajang, hanya saja bedanya kian tipis. Apakah ini berarti para lajang juga kelak akan sebahagia mereka yang menikah? Para lajang saat ini terbukti lebih sehat dan bahagia daripada lajang tiga dasawarsa silam, begitu menurut studi.

“Satu dari fakta yang sering didokumentasikan adalah bahwa orang yang menikah lebih sehat dari yang tidak. Dan itu masih tetap berlaku. Hanya jurang perbedaannya makin lama makin sempit,” ujar Hui Liu, asisten profesor dan pakar sosiologi di Michigan State University.

Pertanyaannya mengapa orang yang menikah lebih sehat daripada yang lajang? Ada teori yang mengatakan, menikah membuat kita lebih banyak mendapat akses ke dukungan sosial dan sumber ekonomi. Sedangkan lajang yang diakibatkan kematian atau cerai akan mengalami sakit hati. Namun demikian kecenderungan menikah telah mengalami perubahan dramatis dalam beberapa dasawarsa terakhir, sebab makin banyak orang yang melajang hingga usia tua. Alasan utamanya bisa jadi karena para lajang lama-kelamaan juga mendapat dukungan sosial lebih baik di masa kini daripada masa lalu.

Itulah beberapa keuntungan bagi penyandang gelar status single ataupun taken alias sudah menikah, dan kenyataan bahwa kini gap kebahagiaan antara yang menikah atau melajang kian sempit. So apakah Anda mau menikah atau tidak? Yang pasti apapun status Anda saat ini, nikmatilah waktu yang ada. (Sumber; livescience & perempuan.com)


Share:

Rabu, 11 November 2009

Dariku Untukmu, Untuk Selamanya

Penggalan Gemerisik Ilalang, Sayup Di Telinga Membekas Di Rongga Dada (9)

Tak seharusnya kau hanya terdiam dan hanya menunggu disaat jiwa dahaga ini begitu sabar. Mungkin yang harus kumulai sekarang adalah berharap melihat kembali fajar pagi. Saat kau bermimpi dalam tidur yang damai, aku bahkan takkan pernah bisa tertidur. Saat kau terbangun ku akan mencoba ceritakan semua yang telah kualami.

Dan malam malam begitu gelapnya dalam diri ini, hingga akhirnya dapat kumengerti: “Dengan cinta yang telah kau berikan, kau bisa menerangi langitku selamanya”. Itulah caramu memberi kebebasan, itulah caramu mengambil jiwaku. Ku hanya meminta matahari bersinar cerah agar bisa melihat senyummu lagi.

Akan kutulis dan kubuat seluruh dunia mendengar, dalam keheningan yang hanya untukmu, yang tak seorang pun bisa mendengar. Dan akan kubangun semua cinta yang terjaga selamanya.

Akan kita lakukan hal-hal yang kita inginkan, seperti yang sepasang kekasih lakukan. Berlarian di jalan setapak dan mulai menari segilanya. Karena kau hanya ingin merasakan kebahagiaan dalam cinta yang memberi. Maka kita akan memberi warna dunia kita, mewarnai pula semuanya, dahan, ranting, daun, semuanya. Warna pelangi untuk semua yang kau inginkan, warna bahagiamu.

Dan kita akan bermain di taman bunga, membuat jalan hidup di awal musim penghujan. Membuat sebuah tempat di mana cinta berpadu, terbang dengan cara seperti yang cinta ketahui. Karena kita akan terbang ke langit dan kita akan memilih dua buah bintang, dan kembali melewati celah bintang, cinta yang kita miliki, milik kita.

Kasih, kita berbagi manisnya kasih sayang yang kita tahu adalah nyata adanya; “Bahwa cinta bukanlah mimpi, tapi akhir sebuah kehidupan yang panjang”. Karena kau cintaku, kuakan memberi senyatanya dari semua yang kita butuhkan. Karena cinta yang telah kita dapatkan, untuk kita, untuk kau dan aku.

Sebab cintamu bagiku bukan awal, bukan pula akhir.
Cintamu, cintaku, cinta ini, bagiku selamanya.....
Cinta untuk selamanya.....

(dari rasa yang terlalu)


Image Hosted by ImageShack.us


Share:

Sabtu, 31 Oktober 2009

Wrong SMS Delivery

SMS yang merupakan kepanjangan dari Short Message Service, tentu akan menjadi sangat fatal bila terjadi salah pengiriman. Bayangkan bila SMS yang ditujukan untuk nomor ponsel seseorang yang isinya sangat pribadi terkirim ke teman, atau bahkan bos Anda di kantor. Anda mungkin akan dijauhi oleh teman Anda gara-gara kesalahan pengiriman ini atau kredibilitas Anda bisa turun di mata atasan Anda, fatal bukan?

Masih banyak contoh hal-hal memalukan sekaligus menggelikan semata-mata karena kesalahan pengiriman SMS, dan ini bisa saja terjadi atau bahkan pernah menimpa Anda;

Membicarakan seseorang pada teman Anda, namun pada akhirnya justru pesan
tersebut tanpa sadar terkirim pada orang yang dibicarakan tersebut.

Membicarakan 'camer' pada sahabat Anda, namun pada akhirnya SMS tersebut
salah terkirim justru ke 'camer' Anda sendiri.

Ngirim sms 'cayank-cayank' an ke pacar Anda, tapi salah terkirim ke bos
Anda.

Maunya ngegombal ke temen cewek Anda, ehk malah kekirim ke temen cowok Anda.

Dapat sms begini: "ma, jemput di ekstensi jam 4"
Sengaja ngerjain bales: "ya"
Beberapa jam kemudian sang pengirim sms telpon,
terus jawab: "maaf, Anda salah sambung"


Konyol bukan? Lantas bagaimana menghindari kesalahan pengiriman SMS tersebut? Berikut ini sebagian cara yang bisa kita lakukan;

Hindari membicarakan hal penting atau yang bersifat pribadi lewat SMS, bagaimanapun 'bicara' lebih dapat dimengerti daripada sebuah pesan singkat, ditambah lagi sekarang tarip telepon sudah tidak semahal dulu.

Memiliki lebih dari satu nomor ponsel. Dua nomor ponsel misalnya, mungkin sudah cukup untuk menghindari Wrong Delivery. Satu yang di dalam daftar kontaknya dipenuhi nomor-nomor ponsel keluarga serta nomor-nomor cantik ponsel sahabat-sahabat Anda, dan satunya lagi untuk urusan bisnis atau pekerjaan Anda, yang sudah barang tentu dalam daftar kontaknya dipenuhi nomor-nomor ponsel teman kantor dan relasi.

Terlepas dari semua akibat fatal di atas dan yang mungkin Anda alami karena kesalahan pengiriman SMS, sudah barang tentu disamping memalukan, juga pulsa terbuang percuma.



Share:

Senin, 26 Oktober 2009

Pada Jaman Apakah Anda Dilahirkan?

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.(Wikipedia)

Sementara fungsi berikut ini adalah fungsi versi lain dari uang, yaitu sebagai alat test untuk mengetahui pada jaman apakah Anda dilahirkan...hahaha

Tidak percaya? Baiklah mari kita coba perhatikan gambar-gambar uang di bawah ini. Kemudian tanyakan kepada diri Anda, apakah Anda pernah menggunakan uang tersebut sebagai alat tukar?


Yang pernah menggunakan uang ini lahir pada jaman
RI Kesatuan



Yang pernah menggunakan uang ini lahir pada jaman
Republik Indonesia Serikat (RIS)



Yang pernah menggunakan uang ini lahir pada jaman
sebelum Republik Indonesia Serikat RIS



Yang pernah menggunakan uang ini lahir pada jaman
Penjajahan Jepang



Yang pernah menggunakan uang ini berarti lahir pada jaman
Penjajahan Belanda



Yang pernah menggunakan uang ini lahir pada jaman
Kerajaan




Nah kalau yang di bawah ini award bergambar uang kuno Liberte Egalite Fraternite Republique Francaise emisi tahun 1925 yang saya dapat dari Mbak Fanny, untuk yang pernah menggunakan uang ini berarti lahir pada jaman kolonial Belanda tapi berada di Perancis. Dan langsung saya pajang bersama postingan saya kali ini yang bertabur uang...hahaha


Dan satu lagi award dari Mbak Sinta (Penikmat Buku), yang lama terpendam dalam kotak awardku yang baru sempat saya pajang sekarang berhubung lama nggak update blog ini.
Terimakasih...



Share:

Melihat Sisi Positif Dari Sebuah Kemajuan

Kita telah melihat di sejumlah kota-kota besar di dunia sedang mewabah teknologi berbasis Wireless Fidelity (Wi-Fi). Sebuah terobosan teknologi penyebab konvergensi kegiatan masyarakat menjadi semakin dekat dan merapat. Melalui teknologi ini seseorang dapat terkoneksi dengan pihak lain memanfaatkan koneksi internet dan gelombang radio tanpa harus mencari tempat khusus yang ada colokan telepon dan listriknya.

Sementara bagi yang belum memiliki fasilitas Wi-Fi card dapat mencari dengan mudah colokan telepon untuk internet di titik telepon umum. Tambahan kartu inilah yang membuat banyak masyarakat dunia, khususnya di negara maju tinggal melakukan klik-klik-klik tarrraaa... maka tersambunglah ia dengan seluruh dunia.

Itulah ICT atau Information Communication Technology yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di kota-kota metropolis, yang menjadi kemudi bagi perubahan gaya hidup. Dan gejala khusus ini menunjukkan bahwa tatanan kehidupan mulai berubah kearah yang lain dari sebelumnya.

Kebiasaan-kebiasaan pagi dan siang hari telah berubah, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan tekhnologi Wi-Fi ini, semisal kegiatan sejumlah profesional di perkantoran. Waktu kerja yang semakin fleksibel, waktu luang untuk pribadi dan keluaraga yang semakin banyak, paperless, delivery time yang semakin mengukuhkan pada right time.

Adanya Nettop dan Desknote (PC desktop yang ringkas) serta Netbook (hardware komputer yang menggabungkan Laptop ke arah nano technology), dapat mengakomodir cepatnya perubahan teknologi komputer ini. Kira-kira intinya bahwa pasar dan komunitasnya akan semakin terkonvergensi.

Itulah dunia nyata di sekeliling kita yang kian menunjukkan bahwa sangat cepat sebuah produk berikut format sistemnya berubah dan menjadi kadaluarsa. Serasa baru kemarin belajar produk baru, eh...hari ini sudah ada lagi produk yang lebih baru muncul. Lantas kita berpikir, kapan kita bisa menikmatinya dengan tenang? Kapan kita bisa merasakan manfaat dari investasi kita? Hahaha...

Mungkin yang penting bagi kita sekarang dan kedepan adalah bagaimana cara kita agar dapat terkoneksi dengan baik dan murah serta berkualitas, sehingga turut pula membuat kualitas hidup kita lebih baik lagi, karena itulah fungsi dari sebuah kemajuan dan menjadi satu bukti untuk melihat dari sisi yang lain yang lebih positif.


Share:

Jumat, 23 Oktober 2009

Saat Tak Ada Teman Untuk Berbagi

Sebagai manusia kita tentu tak pernah luput dari perasaan kesal, benci, bosan, galau dan frutasi. Hal itu wajar, apalagi bila pekerjaan menuntut banyak hal pada kita. Tentulah timbul perasaan depresi pada pekerajaan, dan menjadi lebih buruk lagi bila ruang lingkup sosial membuat kita semakin terpojok dan tertekan.

Sesuatu yang kecil yang nampak tak ada apa-apanya bisa berakibat besar bahkan sangat besar. Api yang semula sekedar bara saja mana kala bertemu dengan media yang mudah terbakar ditambah sedikit bantuan angin bisa menjadi api yang membakar. Demikian pula dengan kebencian yang semula hanya sebuah kekesalan. Manakala bertemu dengan emosi ditambah sedikit faktor negatif bisa-bisa mendatangkan ketidaknyamanan yang merusak.

Ada baiknya memang bila kita berbagi dengan teman kita. Hanya sayang, belum tentu mereka peduli dan menyediakan waktu untuk kita. Terlebih bila kita tinggal di lingkungan metropolitan, susah mencari sahabat yang benar-benar mengerti tentang diri kita sepenuhnya.

Dalam keadaan demikian, apa yang bisa kita lakukan pada saat-saat perasaan gundah dan tak ada teman untuk berbagi?

Bila perasaan kesal itu diakibatkan oleh pekerjaan, maka tanyakan kepada diri kita; apakah pekerjaan itu yang benar-benar kita inginkan dalam hidup kita atau hanya sekedar mencari keuntungan saja? Bila memang pekerjaan itu yang kita inginkan namun rasa jenuh sudah mulai kita rasakan ambilah cuti satu atau tiga hari. Sebagai refreshing untuk menghilang kejenuhan yang kita rasakan. Sehingga pada keesokan harinya saat kembali bekerja, kita merasa fresh dan siap untuk tantangan pekerjaan selanjutnya.

Bila rasa kesal itu diakibatkan oleh teman, maka lebih baik menghindari teman kita tersebut untuk beberapa hari agar suasana kesal di hati hilang. Sebab bila kita bertemu disaat sedang kesal dengannya bisa berabe dan alhasil malah tambah runyam. Jadi sebaiknya hindari ia sebisa mungkin sampai perasaan kesal di hati reda kembali, tenang dan menyenangkan.

Bila rasa kesal terhadap diri sendiri (bisa saja kita merasakan perasaan tersebut). Maka ada baiknya melakukan hal-hal di luar kebiasaan kita. Misalnya kita tidak suka memanjakan diri kita ke salon dan spa, kita lakukan itu. Dengan kata lain, lakukan hal yang berbeda. Melakukan penyegaran sekaligus merawat tubuh tidak ada salahnya tuh.

Agar hidup kita semakin indah dan menyenangkan carilah makanan yang bisa mencairkan suasana hati saat sedang kesal, bosan dan sejenisnya (bisa dengan memakan makanan yang cairannya manis serta dingin menyegarkan semisal; es cream, buah-buahan dingin, dll.)

Selain itu menuliskan secara jujur kegalauan di hati pada selembar kertas untuk kemudian di buang, bisa sangat membantu dan rahasia tetap terjaga (karena bila tulisan kita pada selembar kertas itu masih tersimpan dan secara tak sengaja kita temukan, bisa-bisa kegalauan hati yang telah hilang dapat kembali terasakan).

Semoga bermanfaat...



Share:

Kamis, 22 Oktober 2009

Klub Polygami


Bro: hi sis...
Sis: hi juga bro...
Bro: ngobrol-ngobrol yuk?
Sis: boleh...
Bro: kali ini enaknya ngobrolin apa ya?
Sis: ya tentang topik yang aktual dong!
Bro: iya, terus topik yang sekarang sedang hangat dibicarakan orang apa ya?
Sis: walah...?
jaman gini kok masih gak tau topik yang sedang banyak dibicarakan orang sih!
Bro: hahaha... ya taulah, just kidding
oya... sekarang lagi-lagi masalah polygami sedang hangat loh
Sis: nah tuh tau...
ya udah, ngobrol itu ajah
Bro: ahk, kayaknya topik tentang itu dari dulu muter-muter melulu ya?
Sis: iya sih... banyak yang bilang boleh-boleh ajah dengan catatan harus seijin istri, tapi banyak juga
yang bilang; janganlah, kasian tuh istrinya. coba kalo istrinya juga punya laki lebih dari satu...
gimana coba?
Bro: nah lo, gitu terus kan dari dulu...
Sis: yup, hanya masalahnya sekarang ada klubnya... hihihi
Bro: ow... kan klub itu berasal dari negara tetangga kan?
Sis: yup, en sekarang lagi melebarkan sayapnya ke sini
Bro: wow...
Sis: lho kok wow? pengen gabung ya?
Bro: hahaha... ya gaklah
Sis: ya iyalah, situ kan kere... udah gitu madesu lagi, masa mau ikut-ikutan berpolygami ria?
Bro: weks... dah ah, jangan ngobrol topik itu... ujung-ujungnya malah bisa-bisa saling ejek
Sis: hihihi... ya udah, yuk ngobrolin menteri-menteri di kabinet Indonesia bersatu jilid 2..!
Bro: gak ahk, udah keburu nek...
Sis: ok, hihihi...
Bro: bye sis...
Sis: bye bro...



Share:

Rabu, 21 Oktober 2009

Aku selalu merindukanmu









Tubuh lelaki itu semakin kurus.
Lelaki yang kukenal karena kesabarannya.
Lelaki yang kerap membangkitkan semangatku.
Yang selalu bercerita tentang hidup dan kehidupan.
Yang selalu bersedia berkorban apa saja agar kubahagia.

Terbayang seolah baru kemarin,
tubuh kekarmu, tegap.
Berdiri tegak,
dalam balutan seragam hijau, gagah.

Malam larut...
Ada tetes air di matanya,
yang kutahu ia tengah menahan
sakit tak terperi.
Kangker stadium tinggi.

Raut wajahnya tetap tenang,
semakin tenang membisikkan;
bait bait amanah,
kutanam dalam di aliran darahku.

Sesal ku tak mampu mengantar kepergianmu.
Selamat jalan Ayahanda tercinta...
Semoga Malaikat pembawa pelita senantiasa menemani.
Do'aku senantiasa terpanjat untukmu...
Semoga Ayah mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.

(untuk Ayahanda alm.)



Image Hosted by ImageShack.us


Share:

Karena Suatu Alasan

Setiap orang selalu memiliki pengharapan tersendiri. Pengharapan itu biasanya berupa suatu cita-cita agar keadaan kelak lebih baik. Mungkin semua orang di dunia ini punya mimpi menjadi orang pilihan. Seorang yang mempunyai kelebihan atau keistimewaan dibanding orang kebanyakan.Orang seperti ini tentu bisa berasal dari kalangan mana saja. Tak harus orang kaya, berpangkat atau aristokrat. Seorang pilihan bisa saja muncul dari seleksi alamiah atau hasil tempaan pengalaman yang tak terduga.

Tepis rasa kecewa dan frustrasi bila dihadapkan pada kegagalan. Karena suatu keberhasilan belum tentu sebuah kesuksesan, dan ketidak-berhasilan belum tentu pula sebuah kegagalan atau kesialan. Jangan bilang "Aku bukan pilihan", karena bukan tanpa alasan mengapa tidak menjadi yang terpilih.

Karena suatu alasan,
tak menjadi yang terpilih
walau sangat ingin.
Mungkin Tuhan memiliki alasan lain
mengapa tak terpilih,
mungkin bukan sebagai itu.

Tetapi pasti...
Itu bukan kekalahan,
itu adalah kemenangan.
Kemenangan karena sebuah kekalahan.

Semua terjadi karena suatu alasan.
Tetap, hidup tuk bersyukur pada Tuhan,
karena tak semua doa dikabulkan-Nya.
_***_



Share:

Minggu, 18 Oktober 2009

Menilai Kepribadian Seseorang dari Update Statusnya di Facebook

Konon kepribadian manusia bisa dilihat dari update statusnya di Facebook? Yuk kita buktikan...

Buka dulu Facebook Anda, dan perhatikan update status teman-teman Anda, lalu perhatikan dengan seksama apa yang ia tulis sebagai statusnya hari ini. Selanjutnya cocokkan dengan kriteria berikut ini (ada 15 jenis kepribadian) :

1. Manusia Super Update

Kapanpun dan di manapun selalu update status. Statusnya tidak terlalu panjang tapi terlihat bikin risih, karena hal-hal yang tidak terlalu penting juga dipublikasikan.

Contoh : “Lagi makan di restoran A..”, “Dalam perjalanan menuju Jakarta..”, Lagi nyuci piring “Saatnya baca koran..”, dan sebagainya.


2. Manusia Melankolis

Biasanya selalu curhat di status. Entah karena ingin banyak diberi komentar dari teman-temannya atau hanya sekedar menuangkan unek-uneknya ke facebook. Biasanya orang tipe ini menceritakan kisahnya dan terkadang menanyakan solusi yang terbaik kepada yang lain.

Contoh : “Kamu sakitin aku..lebih baik aku cari yang lain..”, “Cuma kamu yang terbaik buat aku..terima kasih kamu sudah sayang ama aku selama ini..”.


3. Manusia Tukang Ngeluh

Pagi, siang, malem, semuanya selalu ada aja yang dikeluhkan.

Contoh : ” Jakarta maceeet..!! Panas pula..”, “Aaaargh ujan, padahal baru nyuci mobil..sialan. .!!”, “Males ngapa2in.. cape hati gara2 si do’ i..”, dsb.


4. Manusia Sombong

Mungkin beberapa dari mereka ga berniat menyombongkan diri, tapi terkadang orang yang melihatnya, yang notabene tidak bisa seberuntung dia, merasa kalo statusnya itu kelewat sombong, dan malah bikin sebel.

Contoh : “Otw ke Paris ..!!”, “BMW ku sayang, saatnya kamu mandi..aku mandiin ya sayang..”, “Duh, murah-murah banget belanja di Singapur, bow,”


5. Manusia Puitis

Dari judulnya udah jelas. Status nya selalu diisi dengan kata-kata mutiara, tapi ga jelas apa maksudnya. Bikin kita terharu? Bikin kita sadar atas pesan tersembunyinya? atau cuma sekedar memancing komentar? Sampai saat ini, tipe orang seperti ini masih dipertanyakan.

Contoh : “Kita masing-masing adalah malaikat bersayap satu. Dan hanya bisa terbang bila saling berpelukan”, “Mencintai dan dicintai adalah seperti merasakan sinar matahari dari kedua sisi”, “Jika kau hidup sampai seratus tahun, aku ingin hidup seratus tahun kurang sehari, agar aku tidak pernah hidup tanpamu”.


6. Manusia in English

Tipe manusianya bisa seperti apa saja, apakah melankolis, puitis, sombong dan sebagainya. Tapi dia berusaha lebih keren dengan mengatakannya dalam bahasa Inggwis gicyu Low..

Contoh : “Tie and Chair..”, “I can tooth, you Pink sun..” dsb..


7. Manusia Lebay

Updatenya selalu bertema ‘gaul’ dengan menggunakan bahasa dewa.. ejaan yang dilebaykan..

Contoh..” met moulnin all.. pagiiieh yg cewrah… xixiixi” << lol~ 8. Manusia Terobsesi

Mengharap tapi ga kesampaian.. pengen jd artis ga dapat-dapat.

Contoh : “duwh… sesi pemotretan lagi! cape…”


9. Manusia Sok Tau

Sotoy tenarnya. Padahal dia sendiri tidak tahu apa yang ditulisnya.

Contoh : “Pemerintah selalu memanjakan rakyatnya.. bla..bla…bla,”


10. Bioskop Mania

Update film yang abis ditonton dan kasih comment..

Contoh : “ICE AGE 3..Recomended! !”, “Transformers 2 mantab euy..”


11. Manusia Pedagang

Contoh: “jual sepatu bla bla bla”


12. Manusia penyuluh masyarakat

Contoh: “jangan lupa dateng ke TPS, 5 menit utk 5 tahun bla..bla”


13. Manusia Alay

Ada berbagai macam versi, dari tulisannya yang aneh, atau tulisannya biasa aja, hanya saja kosakata nya ga lazim seperti bahasa alien.

Contoh:Alay 1 : “DucH Gw4 5aYan9 b6t s4ma Lo..7aNgaN tin69aL!n akYu ya B3!bh..!!”

Alay 2 : “km mugh kog gag pernach ngabwarin aq lagee seech? kmuw maseeh saiangs sama aq gag seech sebenernywa? ”

Alay 3 : “Ouh mY 9oD..!! kYknY4w c gW k3ReNz 48ee5h d3ch..!!”(Khusus buat tipe ini, ga usah di baca juga gpp..saya pribadi juga mikirdulu buat nulis ini, walaupun jadinya kurang mirip sama yg aslinya..)


14. Tipe Hidden Message

Tipe ini biasanya tidak to the point, tapi tentunya punya niat biar orang yg dituju membaca nya. (bagus kalo baca..kalo ngga? kelamaan nunggu) padahal kan bisa langsung aja sms ya..

Contoh : “For you my M***, I can’ t live without you..you are my bla bla bla..”,”Heh, cewe bajingan..ngapain lo deket2in co gw?! kyk ga laku aja lo..” (padahal ce tersebut tidak ada dalam jaringannya. . mana bisa baca…:p)


15. Tipe Misterius

Tipe yang biasanya bikin banyak orang bertanya tanya atas apa maksud dari status orang tersebut..Biasanya dalam suatu kalimat membutuhkanSubjek + Predikat + Objek + Keterangan. Tapi orang tipe ini mungkin hanya mengambil beberapa atau malah hanya 1 saja..Dan pastinyamengundang kontroversi.

Contoh : “Sudahlah..” , “Telah berakhir..” (apanya??),”Termenung.. .” (so what gitu, loh)



Ya.., Anda boleh percaya, boleh tidak. Namanya juga joke (guyonan), sekedar untuk pengobat stress! ...halah.



Share:

Sabtu, 04 Juli 2009

Menganalisa Secara Berlebihan, Perlukah?

Kepintaran dan kejeniusan logika terkadang menjadi halangan yang sangat besar untuk meraih kesuksesan. Karena bisa saja otak logika kita sendiri menantang dan menarik kita untuk tidak maju dan hanya lari-lari ditempat, merasa sudah berusaha dan melakukan yang terbaik, tapi pada kenyataannya itu hanya dipikiran kita saja. Jadilah kita merasa maju dengan cepat dan berlari ke depan, tapi pada kenyataannya kita hanya lari di tempat. Mengapa? Karena kita sering berfikir dengan hanya berfikir kita sudah melakukan 'action' dan pada saat 'hasil' yang kita inginkan tidak kunjung datang, kita menyalahkan nasib atau takdir kita, padahal itu salah kita sendiri.

Lantas apa yang harus kita lakukan?

Berhenti menganalisa secara berlebihan, 'Just do it no matter what's going to happen'.

Mungkin kita ingat sebuah cerita Yunani kuno…
Beberapa ribu prajurit Yunani berlayar ke sebuah pulau, dan ternyata setelah mereka tiba di pulau tersebut mereka baru tau dan mendapati bahwa musuh mereka delapan kali lebih banyak. Sebenarnya mereka masih punya kesempatan untuk lari dan mundur, namun sang pemimpin sudah membakar semua kapal tanpa ada yang tersisa. Pilihan mereka kini tinggal dua; 'menang' atau 'mati' dan mereka akhirnya 'menang'. -***-


PS.
Aku dapet PR ini juga akhirnya, dari Mbak Fanny yang sekarang blognya strawberry abis (Ehk... tapi strawberry memang banyak faedahnya, dan salah satunya biar awet muda. Itu mungkin jadi sebab mengapa buah ini cocok disebut 'buah cinta'. Karena strawberry adalah buah yang dapat menjadi kado penuh cinta dari Anda untuk kesehatan tubuh Anda sendiri). Hei... kok aku malah bahas strawberry sih... hahaha.

Yup, kembali ke PR dari Mbak Fanny, nih dia awardnya :



Dan PR nya berbunyi begini, Anda harus meletakkan link-link berikut ini di blog atau artikel Anda :

1. Friendster
2. Google
3. Robby Hakim
4. AeArc
5. Surya-tips
6. Antaresa Mayuda
7. Ranggagoblog
8. Buwel
9. Sang Cerpenis
10. Rana Rasuna

Tapi ingat, sebelum Anda meletakkan link diatas, Anda harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link Anda sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat ya, Anda harus fair dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah :

Ketika posisi Anda 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3,125
Posisi 4, jml backlink = 15,625
Posisi 3, jml backlink = 78,125
Posisi 2, jml backlink = 390,625
Posisi 1, jml backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang Anda inginkan. Dari sisi SEO Anda sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline Anda mengklik link itu, Anda juga mendapatkan traffik tambahan.

Nah, silahkan copy paste saja PR ini, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link blog/website Anda di posisi 10. Ingat, Anda harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika Anda tiba2 di posisi 1, maka link Anda akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10.

Award dan PR ini selanjutnya aku berikan juga kepada Mbak Ducky dan Mbak Penny, dah segitu ajah yang penting 'Just do it no matter what's going to happen'.


Share:

Kamis, 02 Juli 2009

Bukan Elegi Kesunyian, Sekalipun Hidup Sejatinya Sebuah Kesunyian?


Dari artikel kemarin di blog ini mungkin tersirat riakan suasana hati saat menulisnya. Maaf bila diri ini ternyata memanfaatkan blog ini juga sebagai media pelampiasan atas apa yang diri ini rasakan; susah, sedih, senang, ketidak mampuan, kerinduan, unek-unek, harapan, keinginan tuk berbagi, dan banyak lagi. Mudah-mudahan tidak ada salahnya, tetap berharap mendapat semangat dari sini tuk menjadi mahluk yang tak mudah rapuh.

Karena bagaimanapun disaat diri ini membutuhkan kehadiran penyemangat, darimana pun datangnya itu, kenapa tak diterima dan dipahami?

Mendengarkan suara hati sendiri memang perlu, namun bukan berarti menulikan hati dari suara-suara kecintaan dari luar. Toh diri ini hanya manusia biasa, sangat-sangat jauh dari kesempurnaan. Tak ingin terbelenggu oleh ketidak-pekaan. Tak ingin terkungkung oleh kesendirian. Alangkah menakutkannya, dan takkan ada manusia yang sanggup tuk melalui perjalanan hidup hanya dengan individunya sendiri, tanpa memerlukan individu lain.

Keinginan menjadi pribadi yang dicintai, disenangi, dirindui, membuat bahagia ketika bertemu dan membuat senang berada di dekatnya dalam perjalanan di kehidupan ini.

Ia ada bercerita,
tentang kenanganmu yang melupakannya,
dari apa yang ia sayangi.
Ia pun ada bercahaya,
memancarkan sinar karena wajahmu,
dan ceritamu sungguh menjadi pemikatnya.
Bila pun ia mengeluh keletihan di tengah perjalanan,
maka hasrat tuk bertemu,
seakan memberinya sebuah kekuatan.
Karena cinta ini bukanlah sekedar berbasa-basi,
atau bahkan keterpaksaan,
maka sambut ini dalam
persaudaraan,
persahabatan.
Akan selalu teringat;
itu adalah sesuatu yang paling ternikmati.
Pun bila kau ingin berjalan sendiri,
dan entah merasa bosan terhadapku,
tak mengapa!
Namun kau tetap akan mendengar,
suara ini memanggilmu;
saudaraku,
sahabatku.
Hingga gaung cinta ini,
mendatangimu di manapun kau berada.
Akan kau mengerti...
keindahan dari sebuah ketulusan.

-***-



Share:

Rabu, 01 Juli 2009

Sekedar Meneruskan Kehidupan Untuk Musim Berikutnya

Penggalan Gemerisik Ilalang, Sayup Di Telinga Membekas Di Rongga Dada (8)

Penghujung musim ini memberi sederet makna. Ada amarah menggelegak. Kala kebimbangan akan sebuah keputusan yang teramat berat, kala kekecewaan menghampakan sebuah harapan. Sungguh, amarah telah menjelmakan karakter lain. Dan aku enggan berdiri, lebih baik duduk diam, atau bahkan tidur. Hingga musim berikutnya, tatkala amarah telah terpadamkan.

Bagaimanapun tak sepatutnya amarah terlampiaskan kepada mahluk lain, bagaimanapun lebih mulia memendamnya hingga alih-alih orang lain, tangan dan kaki pun tak tahu bila amarah sedang menggelegak di hati. Memaafkan dan menyelesaikan setiap permasalahan, dari pada menghunuskan amarah. Dari sisi manapun takkan ada pembenaran dengan timbulnya amarah, kecuali permasalahan baru. Takkan ada penyelesaian hingga amarah terpadamkan, kecuali penyesalan...

Maafkan aku...
Apa dayaku bila aku hanya pohon yang tumbuh diantara dedaunan kering berserakan. Yang sekedar meneruskan kehidupan untuk musim berikutnya. Kehidupan yang kecil, berharga tapi kecil.

(dari penggalan hasrat yang tak teruraikan)

Image Hosted by ImageShack.us


PS.
Sekalian ingin pamer award dari mbak Fanda setelah kelamaan berenang dari hulu ke hilir di Sungai Hidup (apalagi di tepi sungainya ada rumah mungil, siapa yang nggak betah?).

Share:

Minggu, 14 Juni 2009

Kekuatan Diri


Kita tahu bahwa salah satu contoh untuk melihat kefitrahan manusia dalam perilaku keseharian yang paling mudah adalah pada sosok seorang bayi. Lihatlah, bayi selalu menyenangkan dipandang mata. Tangisannya menjadi hiburan bagi orang-orang dewasa di sekelilingnya. Seorang manusia yang paling kejam dan beringas di muka bumi ini pun akan tertunduk hatinya ketika memandang seorang bayi mungil yang sedang menangis. Bahkan bagi orang tuanya, kotoran yang dikeluarkan sang bayi ketika orang tuanya sedang makan, merupakan saat-saat yang paling lucu untuk kelak diceritakan ketika ia sudah dewasa. Intinya tak ada satupun manusia normal di muka bumi ini yang tak menyukai seorang bayi kecil, baik yang kulitnya putih bersih atau yang hitam legam, baik yang mancung atau yang pesek sekalipun. Karena tidak ada bayi yang jelek, semuanya indah dipandang.

Ya..., itulah gambaran yang paling mudah dan konkrit dari contoh manusia yang berada dalam fitrahnya. Selalu membawa kebahagiaan dimanapun ia berada. Hal demikianpun berlaku bagi manusia yang selalu berada dalam fitrah dirinya. Kemanapun ia melangkah akan selalu membuat orang bahagia, selalu membawa manfaat bagi lingkungannya.

Sosok bayi yang kita anggap lemah dan tidak mampu, sebenarnya mengajarkan banyak hal kepada kita yang sudah dewasa. Yang paling utama adalah pelajaran sebuah ketahanan mental untuk sebuah kekuatan diri tanpa terpengaruh oleh apapun dan siapapun. Coba kita lihat ketika seorang bayi belajar berdiri. Seringnya ia terjatuh, namun tak menghalangi dirinya untuk berjuang naik untuk berdiri lagi walaupun kepalanya sudah benjol-benjol karena terhantam oleh bidang yang keras ketika ia berusaha untuk berdiri.

Pada hakekatnya kita dapat mengambil makna dari momen belajar berdirinya bayi. Ia berusaha untuk menjadikan kepalanya sebagai tempat yang tertinggi dan meninggalkan posisi merangkaknya. Ia berusaha dengan kuat untuk berdiri bukan sebatas menjalankan tugasnya saja, namun untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang seutuhnya, manusia yang berfikir, dan manusia yang berusaha. Sungguh sangat ironis bila kita yang kini telah menjadi manusia seutuhnya yang berjalan dengan kepala di atas tapi tetap saja menggunakan cara berfikir yang rendah, cara berfikir mencakar, mencabik, menjilat dan berdesis bagaikan ular untuk mencapai hal-hal yang kita inginkan. Hal-hal yang hanya akan memenuhi dahaga sebentar saja untuk kemudian menjadi lebih dahaga lagi dan lagi, bagai orang yang kehausan karena meminum air laut.

Kita memang harus belajar tentang kekuatan diri tanpa terpengaruh oleh apapun dan siapapun dari seorang bayi. Karena dialah yang paling dekat dengan kefitrahan diri manusia. Diri yang tak pernah sakit oleh perkataan siapapun dan apapun, diri yang tak memiliki dendam dengan apapun dan siapapun. Walaupun sedetik yang lalu kita baru saja memarahinya namun ia tetap memberikan senyumannya kepada kita. Diri yang tak memiliki pretense keinginan apapun akan kehidupan. Diri yang tak berfikir tentang bagaimana orang memperlakukan dirinya akan tetapi apa yang dapat ia berikan pada semua orang. Diri yang melihat setetes kebaikan dari samudra keburukan orang lain dan mengembangkan kebaikan itu, sehingga keburukan yang dimiliki orang lain tak dilihatnya lagi.

Hanya manusia yang memiliki kemampuan kekuatan diri berjalan di muka bumi ini tanpa terpengaruh oleh apapun dan siapapun yang akan berada di atas manusia-manusia lain. Melihat segala peristiwa dan kejadian di dalam hidupnya dari tempat tertinggi. Karena dari tempat tersebut ia akan dapat membedakan mana realita yang sesunguhnya dan mana yang hanya sekedar fenomena kehidupan. Manusia yang seperti ini adalah manusia yang dikatakan sebagai manusia yang arif dan setiap perilaku dirinya adalah perilaku yang baik, perilaku yang sesuai dengan hukum dan aturan yang telah Tuhan tentukan, perilaku yang sesuai dan selaras dengan fitrah manusia.

Dragonadopters


Share:

Rabu, 10 Juni 2009

Ingin Ganti Warna


Gara-gara posting artikel kemarin (Warna Kebahagiaan 'Sejati'), saya jadi teringat tentang warna. Dan bicara soal warna tentu kita membayangkan apa? Ya..., apalagi jika bukan soal cat, ya kan? Dan bicara soal cat, hm... jadi ingin ganti warna, bukan warna kulit, tapi warna ruang tidur. Berharap suasana baru dan yang terpenting tentunya agar tidak mimpi buruk melulu, ...hahaha.

Hanya saja kemudian timbul masalah lain seperti lazimnya setiap kita ingin mengecat. Bukan soal budget, karena yang akan dibedaki kan cuma ruang tidur saja (exterior, ruang tamu, ruang makan, dan dapur masih kinclong), jadi tidak seberapa menguras pendapatan bulan ini. Lantas masalahnya apa?

Pilihan warna. Ya..., itulah masalahnya. Sederhana memang, namun bingung juga menentukan pilihan bila sudah dihadapkan pada banyak pilihan (kayak milih Partai Pemilu saja... hahaha).

Dari itu untuk update artikel blog kali ini saya perkenalkan kandidat kuat yang bakal saya pilih,

Merah
Dianggap mampu membangkitkan hasrat dan kegairahan.

Oranye
Dianggap mampu menimbulkan aura ceria, jauh dari kesan feminin.

Kuning
Dianggap mampu meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasi.

Hijau
Dianggap mampu menimbulkan aura menenangkan, sejuk dan nyaman.

Biru
Dianggap mampu menciptakan kenikmatan tidur, mampu menghilangkan kepenatan, dan mampu mengantar ke alam mimpi.

Ungu
Dianggap mampu membangkitkan asosiasi warna yang mewah, agung, dan karismatik.

Karena ruang tidur juga merefleksikan kepribadian seseorang, namun tidak menutup kemungkinan suasana hati yang dominan pada saat memilih pun turut andil dalam menentukan pilihan. By the way, apa sih warna favorit Anda?


Image Hosted by ImageShack.us

Dragonadopters


Share:

Minggu, 07 Juni 2009

Warna Kebahagiaan 'Sejati'


Banyak orang yang merasa dirinya kurang beruntung karena tidak merasakan kebahagiaan menurut versinya. Namun tidak sedikit pula yang merasa beruntung dan telah merasa cukup bahagia menurut versi yang lain. Mungkinkah kebahagiaan bisa berbeda versi antara satu dengan yang lain? Dan pada kenyataannya kebahagiaan pun tidak selamanya menetap, kadang kemarin bahagia namun keesokan harinya hilang tak berbekas. Raib entah ke mana...

Ada seorang pria kaya raya dengan segala harta benda, uang, perhiasan melimpah, perusahaan di mana-mana, istri yang cantik, anak-anak yang semua sudah beranjak dewasa dan kehidupan duniawi yang menyenangkan hati ada dalam genggamannya. Namun di hari tuanya sang pria kaya raya ini mengaku tidak bahagia. Ia merasa kematian kian hari kian dekat bersamaan dengan perjalanan waktu yang seolah berputar cepat. Ia takut ketika datang ajal nanti, ia akan menghadapi dan merasakan dirinya sendirian.

Ada pula seorang pria biasa-biasa saja, tidak kaya, istri pun tidak cantik namun setia dan begitu mengerti dirinya. Pria itu sama sekali belum ada gambaran anak-anaknya mau jadi apa kelak. Tabungan tak punya, uang tak pernah bertahan lebih dari sehari, harta duniawi apa pun tak ia miliki karena penghasilan sehari hanya cukup untuk untuk hari itu juga, sangat pas-pasan. Apakah pria itu dan keluarganya bahagia? Memang pria itu tidak kaya, di tengah hidup yang serba pas-pasan. Tapi anehnya pria itu mengaku cukup bahagia, mengapa? Ah..., ternyata letak kebahagiaan sederhana baginya, cukup karena istrinya sangat pengertian dan ya..., hidup ini sudah ada yang mengatur, jadi tinggal jalani saja.

Melihat kenyataan itu, kita tentu paham bila hidup di tengah-tengah harta melimpah pun ternyata belum menjamin seseorang meraih kebahagiaan, karena kebahagiaan bersifat sangat personal, dan tidak selalu melekat pada diri seseorang, dan juga bisa bersifat temporer. Pada kurun waktu tertentu orang bisa merasakan kebahagiaan, namun sejurus kemudian kebahagiaan itu menguap entah ke mana.

Mungkinkah dengan bergelimang harta benda dan kesenangan-kesenangan duniawi kebahagiaan sejati dapat diraih? Bila kebahagiaan sesaat tentu iya, karena kebahagiaan jenis itu berwarna-warni. Namun tidak bila kebahagiaan sejati, karena kebahagiaan sejati hanya mengenal satu warna saja, yaitu putih. Bagaimana menurut Anda?


Image Hosted by ImageShack.us

Dragonadopters


Share:

Jumat, 05 Juni 2009

Jangan Pernah Melupakan Rumah Hatimu


Mengapa cinta, kasih sayang, dan kesetiaan sulit dipahami secara utuh dan dewasa? Makna cinta, kasih sayang, dan kesetiaan yang laksana simfoni harmonis nan indah, kerap diseret ke dalam pemahaman yang sempit gelap demi kepentingan pribadi.

Dalam dunia sosial politik, kekuasaan dengan para aktornya kerap menyeret cinta, kasih sayang, dan kesetiaan yang suci tulus ke dunia yang sempit dangkal. Maka lahirlah kaum penjilat dan loyalis semu. Kelompok ini ada dan hidup di mana-mana, ia tetap eksis di sekitar kita hingga detik ini.

Seorang ibu yang sekedar mengeluhkan pelayanan di sebuah Rumah Sakit kepada temannya dipenjarakan. Suara keluhan yang semestinya didengar dan ditanggapi positif sebagai bentuk keterlibatan konsumen dalam setiap fase proses bisnis. Sebuah dinamika bagi bertumbuh kembangnya sikap rendah hati yang seharusnya ada di sana. Andai kemauan untuk tetap menjunjung kearifan tua “konsumen adalah raja” masih ada di sana, mungkin takkan seperti itu jadinya.

Ah…, mungkin negeri ini sejatinya bukan hanya sedang dilanda sakit kemiskinan dan kebodohan kronis, tapi juga sedang mengidap sakit pengkhianatan cinta, kasih sayang, dan kesetiaan terhadap hidup harmonis dan welas asih.


Hiduplah tanpa melupakan rumah hatimu meski sesaat. Dan jangan pernah tinggalkan rumah itu, karena dari rumah itulah kita mengenal indahnya kasih sayang, tulus cinta dan kesetiaan, serta keyakinan akan nilai-nilai kebaikan.


Dragonadopters


Share:

Kamis, 04 Juni 2009

Enggan Menjadi Terlalu Pintar?


Mungkin Anda merasa aneh bila membaca judul posting diatas. Namun sebenarnya bukan tidak ada orang yang berprinsip demikian, dan pada kenyataan prinsip itu saya temukan pada salah satu rekan sejawat saya. Menyedihkan? Ataukah memang wajar adanya?

Mungkin motifnya yang saya ketahui bahwa terkadang rekan saya itu takut bila semakin pintar ia, maka semakin sibuk ia dengan pekerjaan yang akan dilimpahkan kepadanya, belum lagi rekan sejawat di Divisi lain yang pasti minta bantuan pula bila mengetahui ia menguasai sesuatu yang kebetulan mentok di Divisi tersebut.

Lantas bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sepaham dengan rekan sejawat saya itu?

Mudah-mudahan tidak, karena biar bagaimanapun justru dengan bertambahnya pengetahuan atau kepiawaian atau sebut saja kepakaran terhadap sesuatu, maka semakin terbuka lebar pintu amal ibadah buat kita masuki. Bukankah dengan kita bekerja selain tentunya untuk mencari nafkah juga selalu diniatkan sebagai ibadah kita? Dan bukankah pula, dengan kita membantu orang lain yang sedang kesulitan dengan suatu masalah (yang kita justru paham benar seluk beluknya) maka kita telah menambah amal kabaikan kita?

Mengenai rekan saya itu, sudah sering saya mengingatkannya akan tetapi susah memang bila segala sesuatu selalu dinilai dengan materi sebagai tolok ukurnya. Tetapi percayalah, Yang Maha Kuasa selalu tahu dengan perbuatan baik apa yang telah kita lakukan dan pastilah akan ada imbalannya, walau mungkin tidak selalu berbentuk materi. Yakinlah...

Image Hosted by ImageShack.us



PS:
Lama tidak update blog, jadi sekalian mau bagi-bagi award yang saya dapat dari sahabat blogger, Seti@wan Dirgant@Ra (terimakasih nih awardnya, jadi tersanjung dapat "Friendly Award Fatamorgana")

Photobucket


Dan saya bagikan juga kepada The Top Three Commenters di blog ini, yaitu : Mas Seno, Mbak Fanny, dan Mbak Fanda (terimakasih untuk atensinya selama ini).


Dan satu lagi hahaha..., award boneka lucu dari Mbak Irma (yang hampir di setiap postingnya selalu dipenuhi dengan kata-kata indah dan dalam, penuh makna).



Dragonadopters


Share:

Kamis, 21 Mei 2009

Ketika Keteguhan Bersinggungan Dengan Tuntutan Jaman


Keteguhan mempertahankan nilai-nilai kultural seperti layaknya memegang prinsip hidup, hingga tak akan lekang tergerus jaman, ambisi, dan keserakahan. Pilihan itulah yang saat ini masih dipegang teguh oleh Masyarakat adat Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya.

Namun kemarin banyak media massa memberitakan tentang kemelut yang tengah melanda Kampung Naga yang ikut terkena imbas dari program konversi minyak tanah ke gas, sehingga masyarakat adat Kampung Naga melakukan aksi boikot wisatawan sejak Kamis 14 Mei 2009. Dan hal ini tentu akan mengancam dunia pariwisata di Jawa Barat, karena dalam sebulan diperkirakan Kampung Naga mampu menarik wisatawan hingga 1.500 orang. Lantas mengapa warga Kampung Naga keberatan dengan program konversi minyak tanah ke gas?

Seperti yang kita ketahui bahwa bahan bakar jenis minyak tanah, bagi masyarakat adat Kampung Naga merupakan kebutuhan primer. Masyarakat menggunakannya untuk keperluan penerangan (tidak menggunakan listrik karena akan merusak nilai kultural dan mengubah keaslian wajah Kampung Naga). Sedangkan untuk kebutuhan memasak, masih menggunakan kayu bakar. Kebutuhan minyak tanah untuk menerangi 121 umpi (rumah) masyarakat kampung naga mencapai 1000 liter/bulan. Dan karena saat ini suplai minyak tanah mulai berkurang maka sudah pasti warga Kampung Naga kesulitan memperoleh minyak tanah.

Sebuah dilema, antara keteguhan mempertahankan nilai kultural dan tuntutan jaman. Bukan tidak mungkin, ketika nilai kultural (prinsip hidup) yang begitu dipegang teguh selama ini, suatu saat pasti akan bersinggungan dengan tuntutan jaman. Yang manakah yang akan jadi juaranya? Akankah keteguhan itu masih dapat dipertahankan?

Kita hanya dapat berharap, mudah-mudahan ditemukan solusi bagi kemelut masyarakat Kampung Naga, karena bagaimana pun nilai kultural dan budaya asli suatu suatu daerah merupakan aset berharga yang harus tetap dilestarikan. Semoga...
(dari berbagai sumber).

Dragonadopters


Share:

Senin, 18 Mei 2009

Indahnya Saling Memberi Perhatian


Kita tentu tahu bahwa pada dasarnya semua orang ingin diperhatikan. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua sekalipun. Dalam kehidupan sering kita temui orang-orang yang merasa sedih bila tak mendapatkan perhatian dari orang tua mereka, kekasih, suami atau istri, dan anak mereka. Semangat untuk memberikan sedikit perhatian terhadap orang di sekitar kita inilah yang terkadang sulit untuk kita lakukan. Mungkin karena kekurangan waktu, kesibukan, atau bahkan lupa.

Dalam banyak hal, mendapat perhatian dari orang lain selalu memberi makna yang teramat membahagiakan. Seorang anak selalu berharap dapat bermain bersama dengan orang tua mereka. Remaja yang sedang jatuh cinta pun demikian, selalu dan selalu ingin kekasihnya ada disampingnya dalam setiap aktifitasnya. Seorang istri selalu ingin pendamping hidupnya tak pernah lupa untuk menyempatkan meneleponnya di tengah kesibukkan pekerjaan suami mereka, seorang suami pun berharap mendapat dukungan semangat dalam tugas dari istrinya. Demikian pula dengan orang tua yang selalu berharap anaknya selalu mengunjunginya dan tak pernah melupakan mereka.

Inti dari semua itu adalah bahwa kita memang sangat membutuhkan perhatian dalam kehidupan ini. Namun kita pun jangan lupa untuk memberikan perhatian terhadap orang-orang di sekeliling kita pula. Dengan begitu betapa indahnya hidup ini bila semua orang selalu saling memberi perhatian satu sama lain. Di kantor kita memberi perhatian kepada atasan dan bawahan kita, demikian pula atasan dan bawahan kita pun memberikan perhatian yang sama kepada kita. Kita memberikan komentar terhadap postingan teman kita di blognya pun merupakan salah satu bentuk dari memberikan perhatian terhadap orang lain, dan mereka akan melakukan hal yang sama terhadap kita. Betapa indahnya, dan betapa membahagiakannya saling memberi perhatian dalam kehidupan ini.

Hati yang tulus dan niat saling memberi perhatian, memang takkan bisa dikonversikan dengan Rupiah. Tapi kita percaya, sikap ini berharga lebih dari berjuta-juta.
Semoga...

Image Hosted by ImageShack.us

Dragonadopters


Share:

Jumat, 15 Mei 2009

Dari Sisi Mana Diri Ini Belajar Melihat


Suatu hari di penghujung malam, kunang-kunang terkesima oleh sebuah bintang yang pendaran cahayanya melebihi terangnya cahaya bintang-bintang yang lain. Kunang-kunang lalu menghampiri bintang itu dan terbang mengitarinya. Hingga tanpa disadari ia telah jatuh cinta pada bintang itu dan berusaha memilikinya.

Namun saat kunang-kunang berhasil memeluk bintang itu, ia tersadarkan oleh sebuah kenyataan bahwa semua itu tak lebih hanyalah sebuah ilusi.

Kebahagiaan dan penderitaan memang adalah hal yang biasa dalam kehidupan. Dari sebuah peristiwa tak pelak kita selalu dihadapkan pada dua buah pilihan. Pilihan untuk melihatnya dari sisi kebahagiaan dan pilihan untuk melihatnya dari sisi penderitaan.

Seperti halnya kunang-kunang itu, ia bisa saja melihatnya dari sisi penderitaan bila ia merasa kehilangan dan tidak dapat memiliki bintang itu selamanya. Hidup menderita dengan penuh penyesalan tiada akhir, karena telah mendapati kenyataan bahwa memiliki bintang itu tak lebih hanyalah ilusi semata.

Namun ia pun bisa pula melihatnya dari sisi kebahagiaan bila ia merasa cukup bahagia walau bintang itu hanyalah ilusi. Karena bagaimanapun, semakin ia mengingat bintang itu semakin ia terpacu untuk dapat memendarkan cahayanya sendiri seterang cahaya bintang itu.

Maka tersadarlah diri ini bahwa dalam setiap peristiwa yang menimpa, apapun itu selalu diri ini belajar untuk melihatnya dari sisi kebahagiaan dari pada melihatnya dari sisi penderitaan. Bukankah dalam setiap baris doa kita selalu memohon diberi kebahagiaan dan dijauhkan dari penderitaan?

Ah, bintang itu...
Diri ini hanya mengetahui bahwa kunang-kunang itu menyebutnya The Morning Star.

Image Hosted by ImageShack.us


Share:

Jumat, 08 Mei 2009

Membuat Pijakan Bagi Diri ini, Sebelum Segalanya Menjadi Terlambat


Semua orang memiliki lubangnya masing-masing dalam mencari kekayaan. Ada yang hanya beberapa jengkal dalamnya, ada yang beberapa meter, bahkan ada pula yang sangat dalam. Semua bergantung pada kecepatan dan cara menggali masing-masing orang. Dan semakin dalam lubang yang digali maka semakin besar pula resiko yang menghadang.

Namun tidak jarang pula orang yang karena keasikan menggali dan terus menggali sampai-sampai tidak memperhatikan tempatnya berpijak. Lupa bahwa ia telah menggali sedemikian dalamnya dan akhirnya sulit untuk keluar dari lubang yang telah ia gali sendiri. Karena ia hanya fokus akan satu hal, bahwa semakin dalam ia menggali maka akan semakin banyak pula kekayaan yang dikumpulkan.

Pada akhirnya akhirnya ia terjebak dalam keasikan menggali dan terus menggali, lupa bahwa ia pun harus pula membuat pijakan sebagai jalan keluar dari sana. Saat lubang yang ia gali sebagai akibat dari pencarian itu telah sedemikian dalamnya dan tidak dapat kembali lagi keatas, barulah ia sadar. Untuk apa semua kekayaan yang telah dikumpulkan dengan susah payah itu? Jangankan dapat menyelamatkan hidupnya, menikmatinya dengan penuh rasa syukur saja sepertinya sudah tidak mungkin, karena sang waktu telah menghentikannya.

Diri ini pernah mendengar cerita berikut...

Suatu pagi seekor keledai milik seorang petani terperosok ke dalam sebuah lubang. Karena lubang itu lumayan dalamnya maka keledai itu tidak dapat dengan mudah meloncat keluar. Keledai itu lalu melenguh keras yang mungkin dalam bahasa manusia, berteriak minta tolong. Petani yang mendengar suara lenguhan keledainya lalu mendatangi lubang itu. Dan melihat keledainya ada di dalam lubang itu. Ia lalu mengulurkan tangannya, berusaha untuk meraih keledai itu. Namun akhirnya petani itu menyerah, ia tidak dapat berbuat banyak karena lubang itu lumayan dalamnya. Dan lalu memutuskan untuk mengambil peralatan dari rumahnya yang cukup jauh jaraknya dari sana, sekalian meminta pertolongan tetangganya untuk ikut membantu.

Hari telah menjelang sore saat petani dan beberapa orang tetangganya tiba di lubang itu. Namun apa yang mereka dapati sungguh sulit dipercaya. Keledai itu melompat-lompat dari atas kotorannya sendiri hingga mereka dengan mudah meraihnya dan mengeluarkan keledai itu dari dalam lubang.

Intinya, bila seekor keledai saja berusaha membuat pijakan dan terus berusaha melompat tanpa kenal lelah agar selamat dari bahaya terkubur dalam lubang yang telah menjebaknya. Apalagi diri ini? Belajar dari itu maka diri ini selalu berusaha mensyukuri apa yang telah diri ini raih sejauh ini. Selalu berusaha berbagi apa yang telah diperoleh sebagai batu pijakan untuk keluar dari lubang yang telah digali, sebelum segalanya menjadi terlambat. Karena pada akhirnya, waktu jualah yang akan menghentikan penggalian ini.

Image Hosted by ImageShack.us


Share:

Rabu, 06 Mei 2009

Mengantar Diri Ini Kembali Ke Rutinitas


Senja makin temaram, saat diri ini meneruskan kembali kesibukan rutin seperti biasa. Yang tidak biasa adalah rasa bosan, suntuk tiada kepalang yang tiba-tiba menyeruak memenuhi rongga dada, menyesakkan.

Hari-hari yang diri ini lalui begitu membosankannya. Hari-hari yang hanya berkutat dengan kerja dan kerja tiada habisnya. Untuk apa semua ini? Kadang terbesit keinginan untuk keluar dari semua rutinitas ini, terkadang ada semacam kerinduan untuk kembali ke masa kanak-kanak yang tanpa beban, hanya bermain dan bermain.

Dulu saat diri ini masih kanak-kanak, diri ini ingin secepatnya dewasa, bekerja, dan memiliki penghasilan sendiri, lalu menggunakannya sesuka hati. Tapi ke mana semua itu kini? Raib tenggelam bersama kesibukan yang tiada habisnya. Menguap bersama kenyataan yang jauh dari harapan.

Maka adalah benar bila orang mengatakan, saat kecil ingin secepatnya dewasa, namun manakala telah dewasa ingin kembali lagi ke masa kanak-kanak. Dan diri ini sadar, itulah kehidupan. Dan kehidupan selalu dahaga akan sesuatu yang tidak didapati.

Bagaimanapun, seyogyanyalah diri ini bersukur bahwa sanya dulu diri ini telah merasakan indahnya masa kanak-kanak. Saatnyalah kini, saat diri ini sudah bukan kanak-kanak lagi untuk menapaki tingkatan kehidupan dewasa. Kehidupan yang jauh dari sekedar pernak-pernik kesenangan, kehidupan yang bukan sekedar bermain-main. Kehidupan yang menuntut tanggung jawab di setiap langkah yang diambil. Mempertanggung jawabkannya hari ini, esok, lusa, dan setelah mati.

Mati? Ya..., diri ini mengerti, sangat mengerti bahwa tingkatan berikutnya bila Tuhan menghendaki adalah tua dan lalu..., mati. Diri ini ingin selalu ingat itu, diri ini bakal menapaki tingkatan selanjutnya. Ditunggu tidak ditunggu ia bakal datang menghampiri.

Lantas apa yang telah diri ini siapkan bila tua? Apa yang telah diri ini siapkan bila mati? Berpikir ke sana adalah sebuah keharusan, tetapi kehidupan diri ini masih dan sedang berlangsung. Dan inilah saatnya untuk mempersiapkan segalanya.

Kembali rasa sukur membasuh diri ini. Ketetapan hati, bahwa segala yang diri ini lakukan, selama itu baik, adalah bentuk dari sebuah persiapan bagi kehidupan diri ini di tingkat berikutnya.

Senja beranjak malam, malam beranjak pagi, dan pagi mengantarkan kembali rutinitas bagi sebuah awal dari kehidupan di hari ini.

Image Hosted by ImageShack.us

Share: