Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Jumat, 05 Juni 2009

Jangan Pernah Melupakan Rumah Hatimu


Mengapa cinta, kasih sayang, dan kesetiaan sulit dipahami secara utuh dan dewasa? Makna cinta, kasih sayang, dan kesetiaan yang laksana simfoni harmonis nan indah, kerap diseret ke dalam pemahaman yang sempit gelap demi kepentingan pribadi.

Dalam dunia sosial politik, kekuasaan dengan para aktornya kerap menyeret cinta, kasih sayang, dan kesetiaan yang suci tulus ke dunia yang sempit dangkal. Maka lahirlah kaum penjilat dan loyalis semu. Kelompok ini ada dan hidup di mana-mana, ia tetap eksis di sekitar kita hingga detik ini.

Seorang ibu yang sekedar mengeluhkan pelayanan di sebuah Rumah Sakit kepada temannya dipenjarakan. Suara keluhan yang semestinya didengar dan ditanggapi positif sebagai bentuk keterlibatan konsumen dalam setiap fase proses bisnis. Sebuah dinamika bagi bertumbuh kembangnya sikap rendah hati yang seharusnya ada di sana. Andai kemauan untuk tetap menjunjung kearifan tua “konsumen adalah raja” masih ada di sana, mungkin takkan seperti itu jadinya.

Ah…, mungkin negeri ini sejatinya bukan hanya sedang dilanda sakit kemiskinan dan kebodohan kronis, tapi juga sedang mengidap sakit pengkhianatan cinta, kasih sayang, dan kesetiaan terhadap hidup harmonis dan welas asih.


Hiduplah tanpa melupakan rumah hatimu meski sesaat. Dan jangan pernah tinggalkan rumah itu, karena dari rumah itulah kita mengenal indahnya kasih sayang, tulus cinta dan kesetiaan, serta keyakinan akan nilai-nilai kebaikan.


Dragonadopters


Share:

8 komentar:

donalduck mengatakan...

duh rana... semoga saya tidak terkena penyakit itu... karena cuma dgn kasih sayang dunia ini bisa damai....

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

yah benner bro,... negeri ini sedang digerogoti tumor ganas 'No Mercy'

Yolizz mengatakan...

bener banget yah,, di dunia sekarang lagi krisis cinta dan kasih sayang!

kita mulai dari diri sendiri deh kalo gitu,, jangan pernah 'rumah hati'..

nice post ^^

Fanda mengatakan...

Hiduplah tanpa melupakan rumah hatimu meski sesaat. Dan jangan pernah tinggalkan rumah itu, karena dari rumah itulah kita mengenal indahnya kasih sayang, tulus cinta dan kesetiaan, serta keyakinan akan nilai-nilai kebaikan....
Indah sekali mas Rana! Ayo kita tebarkan lebih banyak 'cinta' kepada dunia lewat blog kita!!

Unknown mengatakan...

kadang2 kita memang suka lupa sama rumah hati kita. apakah ini bisa disebut nurani? saking lupanya, sampai membuat ibu Prita menderita. Padahal masalahnya sepele banget.
Padahal pada akhirnya...pihak yg menggugat tanpa disadari telah memburukkan namanya sendiri ya. semua jadi tahu spt apa mereka.

luxury watches mengatakan...

Semua itu datang dari hati, namun zaman sekarang harus lebih berhati-hati jika menggunakan perangkat elektronik, semuanya ada resiko

Seno mengatakan...

Dalem banget nih sob, sederhana tapi mengena. Sering kita lihat banyak pihak yang menghalalkan segala cara untuk suatu tujuan. Yang menyembunyikan nuraninya untuk menutupi kesalahan. Ah, memang krisis multidimensi sekarang ini musti dibenahi secepatnya.

Unknown mengatakan...

bukannya hati itu rumahnya? kalau rumah hati? ah bingung

Posting Komentar