Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Minggu, 07 Juni 2009

Warna Kebahagiaan 'Sejati'


Banyak orang yang merasa dirinya kurang beruntung karena tidak merasakan kebahagiaan menurut versinya. Namun tidak sedikit pula yang merasa beruntung dan telah merasa cukup bahagia menurut versi yang lain. Mungkinkah kebahagiaan bisa berbeda versi antara satu dengan yang lain? Dan pada kenyataannya kebahagiaan pun tidak selamanya menetap, kadang kemarin bahagia namun keesokan harinya hilang tak berbekas. Raib entah ke mana...

Ada seorang pria kaya raya dengan segala harta benda, uang, perhiasan melimpah, perusahaan di mana-mana, istri yang cantik, anak-anak yang semua sudah beranjak dewasa dan kehidupan duniawi yang menyenangkan hati ada dalam genggamannya. Namun di hari tuanya sang pria kaya raya ini mengaku tidak bahagia. Ia merasa kematian kian hari kian dekat bersamaan dengan perjalanan waktu yang seolah berputar cepat. Ia takut ketika datang ajal nanti, ia akan menghadapi dan merasakan dirinya sendirian.

Ada pula seorang pria biasa-biasa saja, tidak kaya, istri pun tidak cantik namun setia dan begitu mengerti dirinya. Pria itu sama sekali belum ada gambaran anak-anaknya mau jadi apa kelak. Tabungan tak punya, uang tak pernah bertahan lebih dari sehari, harta duniawi apa pun tak ia miliki karena penghasilan sehari hanya cukup untuk untuk hari itu juga, sangat pas-pasan. Apakah pria itu dan keluarganya bahagia? Memang pria itu tidak kaya, di tengah hidup yang serba pas-pasan. Tapi anehnya pria itu mengaku cukup bahagia, mengapa? Ah..., ternyata letak kebahagiaan sederhana baginya, cukup karena istrinya sangat pengertian dan ya..., hidup ini sudah ada yang mengatur, jadi tinggal jalani saja.

Melihat kenyataan itu, kita tentu paham bila hidup di tengah-tengah harta melimpah pun ternyata belum menjamin seseorang meraih kebahagiaan, karena kebahagiaan bersifat sangat personal, dan tidak selalu melekat pada diri seseorang, dan juga bisa bersifat temporer. Pada kurun waktu tertentu orang bisa merasakan kebahagiaan, namun sejurus kemudian kebahagiaan itu menguap entah ke mana.

Mungkinkah dengan bergelimang harta benda dan kesenangan-kesenangan duniawi kebahagiaan sejati dapat diraih? Bila kebahagiaan sesaat tentu iya, karena kebahagiaan jenis itu berwarna-warni. Namun tidak bila kebahagiaan sejati, karena kebahagiaan sejati hanya mengenal satu warna saja, yaitu putih. Bagaimana menurut Anda?


Image Hosted by ImageShack.us

Dragonadopters


Share:

8 komentar:

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

kebahagiaan hanya ada dalam hati kita yang paling dalam, tergantung dari bagaimana kita memaknainya.
kebahagiaan akan muncul manakala kita senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki tanpa pernah berharap untuk memiliki yang kita tidak sanggup raih.

Fanda mengatakan...

Kebahagiaan memang tak sama satu dgn yg lain. Oleh karenanya kita tdk bisa meng-klaim si A ato si B lbh bahagia. Yg paling tahu tentu kita sendiri.
Nice posting, mas Rana.
Btw, award darimu sdh aku pajang. Thanks ya..

donalduck mengatakan...

bahagia itu, ridho dengan keputusan yang Allah kasih..

*cie..langsung langsing donk ran...hehe*

Seno mengatakan...

Kebahagiaan itu bukan milik orang kaya ya sob, tapi milik orang yang memahami arti hidup :)

Seno mengatakan...

JIaha..h.a. kalo gagalnya di nomor empat berarti Sobat Rana kena efek radiasi dari handphone yakni kanker itu he..he... alias kantong kering :).

Seno mengatakan...

He..he.. SMS di Polling kaya pilpres aja he..he..

Penny mengatakan...

bagi saya, kebahagiaan yg sesungguhnya adalah apabila jiwa kita merasa tenang dan tentram.
karena pada dasarnya, sifat manusia adalah tidak pernah puas dengan harta yang telah diterima. selalu merasa kurang atas apa yg telah ada.
tapi dg sikap ikhlas, maka kita akan menerima segala apa yang telah diberikan Nya, sehingga hati menjadi tenang dan tentram. Tidak sakit bila melihat tetangga beli mobil, tidak alergi bila tetangga beli rumah baru, dst...hehehe
nice posting sobat..

Unknown mengatakan...

bahagia itu berarti bisa menikmati hidup. meskipun tidak kaya tapi bisa menikmati makanan, dalam keadaan sehat jasmani rohani dan punya hub baik dg keluarga dan sahabat. tidak punya musuh, dan selalu bersyukur dg apa yg kita miliki. tidak iri hati dg keberhasilan org lain.

Posting Komentar