Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Kamis, 30 April 2009

Serasikah Anda Dengan Pasangan Anda? (2)


Berdasarkan studi genetika dan Neuroscience, Helen Fisher, PhD. menyimpulkan, semua orang termasuk dalam empat tipe kepribadian. Masing-masing dipengaruhi zat kimia otak yang berbeda. Keempat tipe kepribadian itu adalah: Explorer, Builder, Director,dan Negotiator.

Tipe kepribadian Builder, sangat dipengaruhi oleh zat kimia otak Serotonin (yang mengubah perasaan-perasaan seperti agresi, marah, dan tenang). Tipe ini termasuk konvensional, setia, hati-hati tanpa menjadi takut, tenang, ramah, populer, dan pandai dalam mengelola orang, networking, membangun keluarga, komunitas. Menyukai jadwal dan aturan-aturan, berorientasi pada detail, cermat, akurat, mengikuti suara hati tentang yang benar dan yang salah, dapat dipercaya.




Tipe ini selalu mendambakan pasangan yang membantu dan ideal dengan sesama tipe builder.


Jika tipe kepribadian Anda builder maka jangan membiarkan selera Anda untuk rencana-rencana dan jadwal menghambat Anda mencoba hal-hal baru dalam hal kencan kecuali jika Anda kencan dangan sesama builder. Boleh sesumbar sedikit (Builder dapat menjadi sangat rendah hati) dan kendatipun Anda senang bergaul dengan geng anda, cari waktu untuk berduaan dengan pasangan asmara Anda. Kecenderungan Anda untuk melindungi akan dihargai, tapi pastikan Anda tidak tampak terlalu menguasai.

Jika Anda kencan dengan tipe Builder maka selalu ingat, tipe ini menyukai hal-hal konkret dan detail. Mereka tertarik pada orang yang tertib, teratur, tenang. Jadi, jika Anda bikin rencana, usahakan untuk mematuhinya. Tipe builder berkemungkinan paling besar mencari pasangan seumur hidup. (Sumber: Why Him? Why Her? ; Helen Fisher, PhD.)

Bersambung...



Share:

Serasikah Anda Dengan Pasangan Anda?


Berdasarkan studi genetika dan Neuroscience, Helen Fisher, PhD. menyimpulkan, semua orang termasuk dalam empat tipe kepribadian. Masing-masing dipengaruhi zat kimia otak yang berbeda. Keempat tipe kepribadian itu adalah: Explorer, Builder, Director,dan Negotiator.

Tipe kepribadian Explorer, sangat dipengaruhi oleh zat kimia otak Dopamine (pemain kunci dalam rasa senang dan ketertarikan dalam hal-hal baru yang tidak umum). Tipe ini mendambakan petualangan dan bersedia mengambil resiko. Rasa ingin tahu yang besar, kreatif, penuh energi, spontan. Punya banyak minat mulai dari hiking, menjelajah, hingga teater dan membaca.



Tipe ini selalu mendambakan teman bermain, dan pasangan serasinya dengan sesama Explorer.


Jika tipe kepribadian Anda Explorer lebih baik Anda kembangkan hubungan secara perlahan. Karena Anda sangat impulsif sehingga terlalu cepat mengembangkan hubungan romantis. Karena anda tak suka konfrontasi, maka Anda berisiko lari dari hubungan yang terbukti fantastic. Jika Anda menemukan seseorang yang benar-benar membuat anda tertarik, hindari kecenderungan Anda pergi dengan yang lain dan fokuskan energi Anda pada orang tersebut.

Jika Anda kencan dengan tipe explorer maka siapkan diri untuk menjalani percintaan dari sehari demi sehari. Usahakan fleksibel dan sadari bahwa bagi pasangan Anda, bosan membuat hidup tidak bermakna.(Sumber: Why Him? Why Her? ; Helen Fisher, PhD.)

Bersambung...



Share:

Rabu, 29 April 2009

Tetap Gue Ingat, Di Keindahan Sunset Kala Senja


Penggalan Gemerisik Ilalang, Sayup Di Telinga Membekas Di Rongga Dada (6)

Apa sih yang gue mau? Saat gue gundah dan gak memperhatikan bahwa ia sedang gak ingin diganggu, gue malah seolah gak mengerti. Menghantarkan kebosanan dalam kalimat-kalimat gak bermakna.

Bosan.
Ya... itulah alasannya.

Bosan karena gue seolah cuma mengulang pembicaraan yang itu-itu saja.
Ah..., mungkin gue gak sadar, tapi sesungguhnya gue sendiri bingung, setiap gue bicarakan sesuatu padanya kini, apapun itu selalu berakhir salah dan salah, selalu salah.

Dulu, saat ia gak seperti ini. Ia begitu antusias menanggapi apapun yang gue ceritakan. Tapi kenapa sekarang ia sedemikian diamnya? Menanggapi seperlunya, seolah apa yang gue ucapkan hanyalah sampah gak berguna yang cukup ditanggapi seperlunya saja?

Sebenarnya gue cukup mengerti bila ia katakan "cukup..!", mengerti bila ia katakan "sudah hentikan bualanmu..!" atau "bicarakan saja masalah A atau B ..!", tanpa diikuti perlakuan merendahkan yang gak santun. Gue tahu bahwa sikapnya selalu dewasa, sangat dewasa malah. Tapi entahlah, hari itu betapa tidak dewasanya ia dengan sikapnya.

Gue sangat menghormatinya, menghargai privacy-nya, selalu berusaha menjaga sikap, selalu meminta maaf secepatnya setelah sadar bahwa gue salah. Ah... rupanya hari itu adalah ambang batasnya, ia telah menyentakkan benang merah persahabatan yang kian hari kian terasa hambar saja. Robek sudah lembaran persahabatan yang selama ini sebisanya gue jaga.

Kini tinggallah kenangan yang sama sekali gak indah buat dikenang. Ingin rasanya gue sesali karena pernah mengenalnya sebagai sosok sahabat yang begitu care. Namun, betapa gue gak akan pernah mampu karena gue sangat benci bila sebuah persahabatan berubah menjadi permusuhan.

Biarlah tetap gue ingat ia di keindahan sunset kala senja. Tetap gue kenang sebagaimana adanya ia dulu, cause I just want you to know who I am...

(dari epilog kisah persahabatan usang)


Image Hosted by ImageShack.us

Iris
Go Goo Dolls

And I'd give up forever to touch you
'Cause I know that you feel me somehow
You're the closest to heaven that I'll ever be
And I don't want to go home right now

And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
'Cause sooner or later it's over
I just don't want to miss you tonight

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah you bleed just to know you're alive

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

I just want you to know who I am
I just want you to know who I am
I just want you to know who I am


Share:

Senin, 27 April 2009

Hiburan Satu-satunya Saat Gue Tua Nanti

Dulu, setiap gue ingin ngerubah sesuatu yang kurang pas, gue ingin ngerubah segalanya secara total. Hingga kemudian gue berpikir, alangkah lebih efektifnya memperbaiki sesuatu yang kurang pas itu setahap demi setahap daripada harus ngerubahnya secara total. Mengevaluasi point-point mana saja yang membuat gue ngerasa gak puas, mencari sisi mana saja yang membuat gue ngerasa gak senang, baru kemudian mulai melakukan tindakan buat ngerubahnya.

Bukankah melakukan perubahan selangkah demi selangkah akan lebih membuat gue berpeluang besar buat mendapatkan hasil maksimal?

Hari pun datang silih berganti, dan kebiasaan itu kemudian menjadi kian seirama dengan gue, karena gue hanya ngejalani sebuah kehidupan kecil, melangkah dengan langkah yang gak terlalu tergesa-gesa, setiap langkah seakan menyuarakan satu ketukan nada merdu. Setiap langkah yang diayunkan terasa lebih bermakna tanpa tergesa-gesa, selama gue gak berhenti, gue tetap akan sampai ke tujuan. Berharap dapat melihat banyak keindahan pemandangan disepanjang perjalanan.

Bukankah dengan begitu akan banyak yang dapat gue kenang saat gue tua nanti?

Bukankah hanya kenangan indah di sepanjang perjalanan hidup yang telah gue lalui, yang menjadi hiburan satu-satunya saat gue tua nanti?

Gemericik suara hujan akan lebih terdengar merdu dari pada gemuruh suara air bah, sedemikian merdunya hingga menciptakan sebuah kerinduan tersendiri saat lama gak mendengarnya. Seperti rindunya gue pada seseorang di hari-harinya. (Bye sis, I hope all your dreams come true... )

Image Hosted by ImageShack.us

Share:

Sabtu, 25 April 2009

Jauhkan Gue Darinya

Dendam hingga berlarut-larut, Gampang marah, Merendahkan orang lain, Enggan tersenyum, Gak sabaran, Gampang menyerah, Gak mau belajar dari kegagalan, Selalu melihat apa yang belum dimiliki, bukan apa yang sudah dimiliki, Persahabatan berubah jadi permusuhan, Perpisahan, kecuali kematian.

Dendam hingga berlarut-larut,
Karena mendendam itu berarti gak bisa memaafkan. Tuhan yang menciptakan kita saja selalu memaafkan hambanya yang bersalah kok, asalkan mau bertobat.

Gampang marah,
Dikit-dikit marah, dikit-dikit tersinggung, dijamin orang gak bakal betah dekat dengan kita.

Merendahkan orang lain,
Manusia kan diciptakan sama, hanya faktor keberuntungannya saja yang berbeda. Lantas apa yang membuat kita lebih berharga dari manusia lain? Hartakah? Kedudukankah? Kepandaiankah? Ketampanan dan kecantikankah? Semua itu gak lebih hanya ujian dari yang Maha Kuasa. Pada akhirnya semua itu akan sirna saat kita tua dan mati.

Enggan tersenyum,
Menandakan ketidak ramahan, susah didekati, keangkuhan, kesombongan dan seabrek kesan jelek yang melekat. Satu hal yang penting, memiliki sifat tersebut susah untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

Gak sabaran,
Hanya akan membuahkan kesalahan dalam bertindak, ketidak waspadaan, ketidak telitian dan kesemrawutan. Sungguh suatu sifat yang kontra produktif.

Gampang menyerah,
Selalu mengandalkan orang lain tanpa berusaha terlebih dulu, sifat seperti itu hanya akan menyusahkan orang lain, jauh dari kemandirian.

Gak mau belajar dari kegagalan,
Selalu, kegagalan itu adalah pelajaran berharga, sehingga kita gak akan pernah terjatuh lagi ke lobang yang sama.

Selalu melihat apa yang belum dimiliki, bukan apa yang sudah dimiliki,
Gak pernah bersukur dan menikmati apa yang telah dimiliki, malah terkesan rakus sehingga tak akan pernah tenang dan bahagia dalam menjalani hidup.

Persahabatan berubah jadi permusuhan,
Persahabatan yang awalnya begitu care, manis dan menyenangkan berubah jadi keterpaksaan berbalut kebencian, betapa gak menyenangkannya. Oh My God.

Perpisahan, kecuali kematian.
Sunguh menyakitkan kehilangan sesuatu yang telah kita cintai. Maka janganlah terlalu mencintai sesuatu bila tak ingin tersakiti manakala kita kehilangannya.

Sebenarnya masih banyak hal dan kebiasaan buruk lain yang gue selalu berusaha buat ngejauhinya, namun diatas tadi adalah salah satu PR dari Award yang gue dapat dari mbak Fanda (thanks, your blog is also full of inspiration).

Image Hosted by ImageShack.us
Share:

Jumat, 24 April 2009

Karena Memang Begitulah Gue Adanya

Apa yang pertama kali gue lakuin saat online di internet?
Sudah menjadi kebiasaan gue, saat pertama kali online di Internet adalah ngebuka email dan ngirim email. Atau ngehubungi seseorang yang baru dikenal, begitu pula dengan Anda bukan?

Mengapa itu yang gue lakuin?
Ah…, mungkin gue mulai ngerti bila ternyata memiliki ikatan dekat dengan orang lain adalah salah satu kunci penting untuk bahagia. Ketika gue bertindak ramah, bukan hanya orang lain yang bersikap lebih ramah kepada gue, tapi juga menguatkan rasa keramahan gue buat orang lain.

Namun gue ngerasa masih perlu ngebiasain buat nyempetin waktu 1 atau 2 menit buat nerusin informasi yang berguna, atau memberikan pujian yang membesarkan hati. Sungguh, bila gue telah terbiasa ngelakuinnya maka alangkah senang rasanya. Karena dengan menyumbangkan informasi yang berguna bagi orang lain atau memberikan pujian yang membesarkan hati, maka hal itu tentu akan menyenangkan orang lain. Bukankah berbuat baik akan menimbulkan rasa senang?

Maka tak ada salahnya pula bila gue belajar buat sebisanya nyembunyiin rasa ketidak bahagiaan gue manakala gue sedang galau abis, berpura-pura bahagia sampai gue benar-benar ngerasa bahagia. Karena saat gue tersenyum, maka senyuman itu tentu akan membangkitkan pula semangat orang lain.

Sungguh gue berharap bila gue tersenyum mudah-mudah dengan senyuman itu orang lain akan nganggap gue lebih ramah dan lebih mudah didekati, karena memang begitulah gue adanya.

Image Hosted by ImageShack.us
Share:

Kamis, 23 April 2009

Sanggupkah Gue Menghadapi Masalah?


Benar jika kehidupan di dunia ini merupakan akumulasi dari sejumlah masalah. Terlahir karena masalah, menjalani hidup untuk memecahkan masalah, dan dalam proses memecahkan masalah tersebut tercipta pula masalah-masalah baru.

Gue pernah mendengar cerita berikut...

Suatu pagi seorang ibu tiba-tiba datang dan membentak teman anaknya.

"Jangan seenaknya nempatin bangku orang dong, cari yang lain, inikan bangkunya ..****..!" (namanya sengaja gak disebutin biar terkesan dramatis..tis..tis..hehe).

Masalahnya, si anak mendapati kursi yang kemarin ditempatinya pagi ini ditempati anak yang lain. Si anak mengadu ke ibunya perihal tersebut. Dan yang terjadi lebih hebat lagi, ibu si anak yang dibentak tak terima, "Memangnya situ bayar berapa? Berani bentak-bentak anak saya? berani nyuruh anak saya pindah? di sekolah ini semua anak berhak duduk dimana saja, kenapa situ nggak suruh anak situ cari tempat duduk yang lain saja?".

Bagaimana serunya pertengkaran kecil antara dua orang ibu itu. Yang menggelikan, justru kedua anak dari kedua orang ibu yang sedang bertengkar itu nyelonong keluar dan main bersama.

Dari cerita diatas gue jadi tahu, bagaimana seorang anak yang gak dibiasakan oleh orang tuanya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, akhirnya Si anak menjadi cengeng, gampang menyerah dan putus asa.

Adanya masalah sering dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Sesuatu yang seakan-akan gak ada harapan lagi, sesuatu yang gak mungkin dilalui dengan selamat. Mengapa demikian? Bisa jadi hal ini dikarenakan seperti cerita di atas, alih-alih terbiasa menghadapi masalah malah justru terlena dengan keadaan yang serba nyaman, dan telah terbiasa dengan keadaan yang begitu-begitu saja, tanpa mau terlalu memperhatikan keadaan yang mengancam atau bahkan berpura-pura gak melihatnya. Gak ada kemauan untuk memecahkan masalah dari sesuatu yang mengancam karena toh belum terjadi. Hingga saat mana masalah itu datang, terkejut, panik, dan putus asa, as though the life has been finished.

Padahal tanpa disadari, adanya masalah justru membuka pintu kesempatan untuk berubah. Trigger untuk segera mencari pemecahan dan menyelesaikannya. Bukankah naluri alami mahluk hidup adalah mempertahankan kehidupannya?

Gue pernah melihat bagaimana seorang anak saat harus menyuap makanannya sendiri. Walaupun pada awalnya kotor dan belepotan, lama-kelamaan ia dapat makan dengan baik. Selanjutnya ia akan terbiasa memecahkan masalahnya sendiri hingga bisa menjadi anak yang tangguh dan mandiri.

Masih segar dalam ingatan, bagaimana saat harga kebutuhan pokok tiba-tiba melambung tinggi? Banyak ibu-ibu menjadi cerdik mengatur kebutuhan rumah tangganya, membuat menu yang variatif sehingga tetap menarik untuk dinikmati dengan tetap memperhatikan pola makan yang sehat, sehingga dana yang dianggarkan untuk kesehatan bisa dihemat atau dialihkan untuk kebutuhan yang lain.

Pada intinya asalkan gue berani dan percaya pada kemampuannya dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Maka dengan begitu, gue akan terbiasa dan tangguh, gak cengeng dan gampang menyerah serta putus asa setiap kali menghadapi masalah.

Image Hosted by ImageShack.us
Share:

Selasa, 21 April 2009

Gue Mengetahuinya Bernama Sayap Cinta

Anda tentu tahu begitu pula gue, betapa sudah terbiasanya manusia digelayuti bermacam-macam beban ke sana ke mari. Dari mencari nafkah hingga mempersiapkan hari tua. Sungguh betapa beratnya beban hidup ini bagi manusia. Mulai Abang Beca, sampai Pejabat dan Pengusaha. Mulai dari yang miskin, yang pas-pasan, hingga yang kaya, sama-sama menggendong beban, sekalipun beban mereka berbeda namun sesungguhnya sama beratnya. Layaknya matahari, bulan, awan dan bintang yang memiliki fungsi dan tempat masing-masing.

Inikah sesungguhnya kehidupan itu?
Kehidupan yang penuh dengan beban?
Kehidupan yang tak lebih hanya "penderitaan"?

Ah..., beban hidup itu, semakin gue bertambah usia maka terasa benar semakin bertambah berat dan menjadi bertambah berat terlebih lagi tatkala beban itu telah terkontaminasi oleh kebencian. Kemanapun gue pergi, beban itu selalu mengikuti, hingga sampai suatu hari nanti dimana tubuh gue gak akan kuat lagi menyangga beban itu, maka terlemparlah gue ke tanah.

Di sepanjang perjalanan hidup gue, dari satu masalah hingga ke masalah lain. Menjadikan gue benar-benar yakin kalo gak akan pernah ada seorang pun manusia yang sepenuhnya terbebas dari masalah. Sampai-sampai gue melihat banyak diantaranya yang miskin senyuman, mudah hilang kesabaran, mudah tersinggung, mudah marah, dan yang senantiasa minta diperhatikan.
Apakah semuanya itu bermula hanya dari sebuah beban hidup yang terkontaminasi oleh "kebencian"?

Lantas apakah yang dapat meringankan beban hidup gue sehingga bak kapas ditiup angin, melayang-layang dengan ringan ke sana ke mari?
Sungguh, alangkah indahnya hidup ini bila beban itu terasa ringan dan semakin ringan saja. Adakah yang dapat menerbangkan gue melayang-layang walaupun digelayuti oleh beban hidup?
Ataukah gue harus memiliki sayap untuk dapat ringan melayang?
Seperti apakah sayap itu?
Di manakah sayap itu?

Ah..., sayap itu.
Gue mengetahuinya bernama sayap cinta...

Image Hosted by ImageShack.us

Share:

Sabtu, 18 April 2009

Gue Ingin Merenung Sekarang, Saat Ini Juga

Entahlah, beberapa hari ini perasaan rindu pada sesuatu begitu mendera. Sungguh, seakan ada yang hilang, sesuatu yang tak disadari begitu berartinya hingga tiba-tiba saat ia menguap dan raib (yang entah karena apa), rasa kehilangan, bersalah, sedih begitu berkuasanya sekarang.
Ah… ternyata gue ulang dan selalu terulang lagi, kesalahan demi kesalahan ucap, langkah dan sikap gue yang mungkin takkan bisa diterima dan ditolerir? Maafin gue...
Gue gak lebih hanyalah manusia biasa, salahkah jika ingin menumpahkan apa yang dirasakan? Salahkah kalo gue ingin sekedar meyakinkan diri gue?
Bahwa gue selalu ingin menjaga hati gue dari begitu banyak kekhilafan yang merasuki hati?
Batin gue selalu menggeliat ingin lepas bebas, tapi semampunya gue masih berpikir positif, setidaknya sampai sejauh ini…
Sungguh, gue masih tetap bertahan untuk selalu berpikir dan merenung.

Gue yakin, jika kehidupan memang tidaklah lama. Pada kenyataannya menunjukkan bahwa rata-rata kehidupan manusia yang baik dan sehat hanya hingga mencapai umur 70 tahunan. Hari ini saja ada yang baru memulai langkah kehidupan mereka di muka bumi ini, ada yang sudah separuh jalan dan adapula yang sudah menginjak usia senja. Sudah seyogyanyalah perubahan manusia dari bayi hingga menjadi tua ini adalah suatu pelajaran bagi gue yang selalu berusaha tetap menggunakan akal untuk berpikir dan merenung.

Gue yakin, merenung adalah salah satu sikap berpikir dalam memaknai kehidupan yang telah dilalui sejauh ini dan yang terlebih penting adalah berpikir untuk memikirkan tujuan hidup ke depan. Demi pencapaian terhadap sebuah pertimbangan yang matang, sungguh gue sangat perlu merenung sekarang. Saat ini juga…

Merenungkan bagaimana terjadinya gue, karena asal-usul gue adalah satu yang hina, yang dipandang jijik. Gue keluar juga dari saluran najis. Gue keluar dengan badan yang diselaputi oleh benda yang kotor. Diri ini keluar di dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya.

Gue perlu merenungkan,
Apa tujuan gue diciptakan?
Dimana letak gue dalam sejarah panjang perjalanan peradaban manusia?
Dimana posisi gue dalam alam semesta yang maha luas ini?
Apa tugas kemanusiaan yang harus gue lakukan?
Apa kontribusi gue sebagai khalifah bumi?
Apa makna hidup ini sesungguhnya?
Sukses, berhasil atau bahagia?

Ah..., memang kadang gue perlu berjalan sendiri atau bahkan berhenti sejenak untuk befikir dan merenung setelah proses panjang yang melelahkan sebagai persiapan bagi proses panjang berikutnya.

Gue ingin merenung sekarang, saat ini juga...

Image Hosted by ImageShack.us
Share:

Rabu, 15 April 2009

Penabung Kecil dan Kenclengan Ayam Jago

Tertarik juga mengetahui bahwa orang yang punya tabungan bernilai kecil katakanlah dibawah Rp 5 juta di bank, nilai tabungan mereka akan terus tergerus oleh biaya administrasi. Dan Penabung kian cepat kehilangan uangnya jika nilai tabungan di bawah Rp 1 juta, sebab bunganya adalah nol persen. Sedangkan untuk mencapai bunga pada titik seimbang, penabung harus memiliki saldo tabungan minimal Rp 6 juta.

Berikut ini kutipan dari http://bisniskeuangan.kompas.com

Safitri, ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat, tidak habis pikir. Nilai tabungannya yang sekitar Rp 4 juta sudah dua bulan ini terus merosot saldonya. Padahal, ia menabungkan uangnya di bank semata-mata untuk mendapatkan bunga sehingga uangnya beranak-pinak.

"Kalau begini caranya, mending uangnya saya simpan di celengan atau di bawah bantal,” kata ibu tiga anak ini menggerutu.
Kisah Safitri ini juga menjadi persoalan banyak orang yang punya tabungan bernilai kecil, katakanlah di bawah Rp 5 juta.
Banyak orang awam sulit memahami mengapa nilai tabungan mereka terus tergerus. Yang mereka tahu, jika menabung, uang akan bertambah karena berbunga. Pemahaman ini terpatri sejak masa sekolah dasar saat diajarkan untuk menabung.
Saat ini, jangan pernah berharap duit membukit jika hanya punya tabungan tak lebih dari Rp 5 juta.
Ambil contoh BCA, bank yang memiliki jumlah penabung paling banyak di Indonesia. Untuk tabungan Tahapan Silver, BCA mengenakan biaya administrasi Rp 10.000 per bulan. Adapun suku bunga untuk tabungan bersaldo Rp 1 juta-Rp 10 juta sebesar 2 persen per tahun.
Dengan asumsi nilai tabungan awal Rp 5 juta dan tidak pernah ditambah selama setahun, nasabah akan mendapat bunga Rp 100.000 per tahun. Setelah dipotong pajak 20 persen, pendapatan nasabah tinggal Rp 80.000. Padahal, biaya administrasi yang harus dibayar selama setahun mencapai Rp 120.000. Alhasil, dana berkurang Rp 40.000 dalam setahun.
Penabung kian cepat kehilangan uangnya jika nilai tabungan di bawah Rp 1 juta. Sebab bunganya nol persen. Penabung tidak akan tergerus uangnya jika saldonya minimal Rp 6 juta. Pada level itu, biaya administrasi dan bunga mencapai titik keseimbangan.
Perbankan umumnya menerapkan bunga rendah untuk tabungan. Bank Mandiri, bank terbesar di Indonesia, bahkan hanya memberikan bunga 1,75 persen untuk tabungan bernilai Rp 1 juta-Rp 5 juta. Kian tinggi nilai tabungan, bunga akan semakin besar, namun biasanya tak lebih dari 4 persen per tahun. Bank tentu merasa berhak memungut biaya administrasi. Alasannya, mereka harus membangun dan memelihara jaringan seperti ATM, yakni fasilitas untuk para penabung. Bank juga harus membangun infrastruktur teknologi informasi untuk mengelola dan menjaga rekening nasabah tetap aman.
Bank merasa pantas memberi bunga kecil atas tabungan dengan alasan tabungan dapat ditarik setiap saat sehingga bank tidak begitu leluasa menggunakan dana tabungan untuk disalurkan sebagai kredit. Berbeda dengan deposito yang dipatok jangka waktunya sehingga bank mudah mengelolanya.
Bahkan, menurut para bankir, sebenarnya tabungan sudah merupakan jasa yang harus dibeli nasabah. Dengan menabung, nasabah memiliki banyak keuntungan, seperti keamanan dan kemudahan bertransaksi, karena tidak harus membawa uang tunai ke mana-mana.
Di negara maju seperti Jepang hal inilah yang terjadi. Tabungan dipahami bukan lagi tempat menggandakan uang, tetapi hanya sekadar cadangan uang tunai mengantisipasi keperluan transaksi segera atau mendadak. Untuk investasi, dana biasanya ditaruh dalam deposito atau produk pasar modal.
Namun faktanya, perbankan juga kerap memanfaatkan pengetahuan para penabung Indonesia yang umumnya masih awam. Bank tidak pernah menjelaskan kepada nasabah. Misalnya, jika saldonya di bawah Rp 5 juta, dana nasabah tidak akan pernah bertambah.
Tabungan amat berarti bagi perbankan. Sebab, tabungan merupakan dana murah. Bandingkan dengan deposito yang bunganya bisa mencapai 12 persen per tahun. Semakin besar porsi tabungan dalam struktur dana pihak ketiga, maka makin besar pula margin keuntungan bank. Kasarnya, dengan memberi bunga tabungan hanya 3 persen, bank bisa menjualnya sebagai kredit dengan bunga 14 persen.
Untuk Indonesia yang masyarakatnya belum bankable, bank seyogianya memberikan perhatian kepada penabung kecil. Saat ini ada 82 juta rekening bank di Indonesia, atau baru 35 persen dari total penduduk. Masyarakat perlu didorong menabung.
Namun, jika masyarakat kecil tahu uang tabungan mereka akan berkurang, kemungkinan mereka tak akan menabung di bank. Kalau sudah begini sia-sia saja program Ayo ke Bank yang dicanangkan Bank Indonesia.



Maka jika sudah begitu bagi masyarakat kecil yang berharap tabungannya di bank terus bertambah dengan hanya memiliki saldo tabungan dibawah Rp 5 juta, mending jangan menabung di bank, karena nilai tabungan bukannya bertambah tapi malah habis tergerus oleh biaya administrasi bank.
Mending juga nabung kembali di bawah bantal, di kenclengan plastik, atau di kenclengan ayam jago lagi seperti jaman dulu.



Dan ucapkan bye bye program Ayo ke Bank yang dicanangkan Bank Indonesia, karena bank tidak memberikan perhatian dan keberpihakan kepada penabung kecil.

Salam Tulus,
Image Hosted by ImageShack.us
Share:

Minggu, 05 April 2009

Cara Kita Memandang Malam


Penggalan Gemerisik Ilalang, Sayup Di Telinga Membekas Di Rongga Dada (5)

Sungguh takkan hilang dalam semalam...
Selalu teringat cara kita memandang malam, cara kita meyanjung malam, cara kita mengisi malam. Dalam geriap kisah malam terantuk-antuk bintang, tekankan kita dalam bayang di balik rembulan, pada kerap malam sebelum semalam. Semudah itukah menghapus semuanya?

Sungguh gak akan gue percaya lagi malam-malam yang kini...
Kisahnya terbungkus rapih dalam memory tetap. Menjadikan siang sebagai luapan amarah dalam emosi yang tak terduga. Dan malam yang kini dipenuhi kejenuhan, keengganan, keangkuhan, antipati tak bersahabat, renggangkan kita dalam bayang dibalik awan kelam, pada malam kini setelah semalam. Semudah itukah menyirnakan semuanya?

Malam kini kian meninggi, dan langkah kita kian hilang di pekat malam, meninggalkan jejak yang takkan pernah terhapus, cara kita memandang malam...

(dari malam-malam yang tak terlupakan)
Image Hosted by ImageShack.us
Share:

Sabtu, 04 April 2009

Seputar Pria Mapan, Tampan, Dan Yang Pandai Menjaga Sikap

Kriteria apa saja yang dimiliki oleh seorang pria sehingga dapat menarik minat wanita? Bagaimanapun juga seorang wanita tentu lebih memilih pria yang sempurna sebagai pasangan mereka, karena siapa sih yang nggak mengangankan pasangan yang sempurna?

Pria mapan:
Apakah kekayaan menjadi tolok ukur wanita dalam mencari lelaki idaman?
Sejak dahulu pria adalah kepala rumah tangga yang harus memenuhi segala kebutuhan istri dan anak-anaknya. Maka wajar bila kekayaan menjadi salah satu tolok ukur seorang wanita dalam mencari lelaki idamannya.

Lantas seperti apakah pria mapan itu?
Pria mapan kini dapat didentikkan dengan 5C: Career, car, condominium, credit card, dan club. Untuk disebut mapan seorang pria harus memiliki kerjaan mapan, mobil keren, kondominium, kartu kredit, dan tergabung dalam klub atau kelompok gaul tertentu.

Kaum pria memiliki kecenderungan untuk mempertontonkan atribut kemegahannya untuk menarik hati wanita. Namun demikian ternyata para wanita lebih memilih pria atraktif dan berstatus ekonomi menengah saja sebagai pilihan utama.

Pria tampan:
Benarkah ketampanan adalah daya tarik fisik bagi wanita?
Pria tampan dikatakan mempunyai sperma paling bagus kualitasnya. Demikian sebuah penelitian mengungkapkan hal ini. Para peneliti menunjukkan bahwa pria-pria yang sangat sehat secara fisik, memiliki sperma yang bergerak cepat, paling menarik minat bagi para wanita. Maka pria yang memiliki wajah tampan diasosiasikan memiliki gen yang bagus dan kuat.

Namun setampan apapun seorang pria jika dia tidak mampu membuat seorang wanita merasa berharga, tidak bisa membuat seorang wanita menjadi yang paling cantik maka besar kemungkinan wanita itu akan menjauhinya kelak.

Pria yang pandai menjaga sikap:
Benarkah pria yang pandai menjaga sikap merupakan daya tarik psikologis bagi wanita, sekaligus merupakan tolok ukur seorang pria menjadi pujaan wanita?
Sebuah sikap yang manis, sebuah sikap yang melindungi, sebuah sikap yang mau mengerti, sebuah sikap yang jujur, sebuah sikap keterbukaan, sebuah sikap untuk memuaskan pasangan, serta sebuah sikap untuk komitmen pada pasangan tentu lebih kekal dan sulit untuk dilupakan oleh seorang wanita melebihi ketampanan seorang pria manapun.

Tetapi apa yang menjadi kriteria terpenting bagi wanita dalam memilih pasangan untuk jangka panjang (suami)?
Mungkin sedikit sekali yang akan menempatkan faktor tampang atau penghasilan sebagai yang nomor satu.

Tapi, seandainya para wanita diperbolehkan untuk membayangkan suami impiannya, kedua faktor tersebut pastilah akan masuk bersama-sama dengan kriteria terpenting mereka yakni faktor sikap. Bagaimanapun juga, siapa sih yang nggak mengangankan pasangan yang sempurna?

(dari berbagai sumber)
Image Hosted by ImageShack.us
Share: