Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Kamis, 23 April 2009

Sanggupkah Gue Menghadapi Masalah?


Benar jika kehidupan di dunia ini merupakan akumulasi dari sejumlah masalah. Terlahir karena masalah, menjalani hidup untuk memecahkan masalah, dan dalam proses memecahkan masalah tersebut tercipta pula masalah-masalah baru.

Gue pernah mendengar cerita berikut...

Suatu pagi seorang ibu tiba-tiba datang dan membentak teman anaknya.

"Jangan seenaknya nempatin bangku orang dong, cari yang lain, inikan bangkunya ..****..!" (namanya sengaja gak disebutin biar terkesan dramatis..tis..tis..hehe).

Masalahnya, si anak mendapati kursi yang kemarin ditempatinya pagi ini ditempati anak yang lain. Si anak mengadu ke ibunya perihal tersebut. Dan yang terjadi lebih hebat lagi, ibu si anak yang dibentak tak terima, "Memangnya situ bayar berapa? Berani bentak-bentak anak saya? berani nyuruh anak saya pindah? di sekolah ini semua anak berhak duduk dimana saja, kenapa situ nggak suruh anak situ cari tempat duduk yang lain saja?".

Bagaimana serunya pertengkaran kecil antara dua orang ibu itu. Yang menggelikan, justru kedua anak dari kedua orang ibu yang sedang bertengkar itu nyelonong keluar dan main bersama.

Dari cerita diatas gue jadi tahu, bagaimana seorang anak yang gak dibiasakan oleh orang tuanya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, akhirnya Si anak menjadi cengeng, gampang menyerah dan putus asa.

Adanya masalah sering dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Sesuatu yang seakan-akan gak ada harapan lagi, sesuatu yang gak mungkin dilalui dengan selamat. Mengapa demikian? Bisa jadi hal ini dikarenakan seperti cerita di atas, alih-alih terbiasa menghadapi masalah malah justru terlena dengan keadaan yang serba nyaman, dan telah terbiasa dengan keadaan yang begitu-begitu saja, tanpa mau terlalu memperhatikan keadaan yang mengancam atau bahkan berpura-pura gak melihatnya. Gak ada kemauan untuk memecahkan masalah dari sesuatu yang mengancam karena toh belum terjadi. Hingga saat mana masalah itu datang, terkejut, panik, dan putus asa, as though the life has been finished.

Padahal tanpa disadari, adanya masalah justru membuka pintu kesempatan untuk berubah. Trigger untuk segera mencari pemecahan dan menyelesaikannya. Bukankah naluri alami mahluk hidup adalah mempertahankan kehidupannya?

Gue pernah melihat bagaimana seorang anak saat harus menyuap makanannya sendiri. Walaupun pada awalnya kotor dan belepotan, lama-kelamaan ia dapat makan dengan baik. Selanjutnya ia akan terbiasa memecahkan masalahnya sendiri hingga bisa menjadi anak yang tangguh dan mandiri.

Masih segar dalam ingatan, bagaimana saat harga kebutuhan pokok tiba-tiba melambung tinggi? Banyak ibu-ibu menjadi cerdik mengatur kebutuhan rumah tangganya, membuat menu yang variatif sehingga tetap menarik untuk dinikmati dengan tetap memperhatikan pola makan yang sehat, sehingga dana yang dianggarkan untuk kesehatan bisa dihemat atau dialihkan untuk kebutuhan yang lain.

Pada intinya asalkan gue berani dan percaya pada kemampuannya dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Maka dengan begitu, gue akan terbiasa dan tangguh, gak cengeng dan gampang menyerah serta putus asa setiap kali menghadapi masalah.

Image Hosted by ImageShack.us
Share:

6 komentar:

masDan mengatakan...

Memang dibalik maslah pasti ada hikmah ...

donalduck mengatakan...

saya paling sering menghindari dan meninggalkan masalah... abisnya males ngadepin masalah. salah gak ya...

Seno mengatakan...

Hebat Sob..., adanya masalah justru membuat orang harus berpikir ya sob. Dulu orang mengalami masalah komunikasi karena ruang dan jarak, dan waktu. Akibat masalah ini, akhirnya orang berpikir untuk menyelesaikan masalah tsb dengan membuat internet, handphone dan alat komunikasi lainnya. Semua fasilitas yang ada, ada karena ada masalah.

Jadi kalau harus lari dari masalah rasanya kurang bijak ya sob. Really nice posting.

Unknown mengatakan...

benar. sejak kecil seharusnya kita diajar utk menyelesaikan masalah kita. jangan dikit2 dibantu ortu.

Fanda mengatakan...

Betul Rana, sering orang tua krn cintanya menjadi overprotective terhdp anak, shg anak jd cuek dgn keadaan sekitarnya. Untungnya meski lahir sbg anak tunggal, aku ga dimanja. Sebaliknya malah terbiasa menyelesaikan masalah sendiri. Salam kenal yah!

Unknown mengatakan...

@masDan: Yup, setuju mas.. karenanya harga sebuah hikmah itu mahal, kira2 kalau di konversi ke Rupiah berapa ya?...heuheuheu

@donalduck: Asal jgn cari2 masalah aj deh mbak. cause,, Datang tak diundang, pulang tak diantar, itulah "masalah". ehk..,jadi mrinding.

@bosSeno: Setuju, btw sukses bikin program sms jg karena masalah bos?...hehehe

@SangCerpenisBercerita: dikit2 mamiii, dikit2 papiii, kapan bisanya ya mbak? :D

@Fanda: Wah.. bener2 salut deh mbak. jarang2 tuh yg seperti mbak Fanda. Yup, salam kenal juga mbak. :)

@Ayas: Kalo ga ada masalah dibilang apa ya mas?...hahaha

Posting Komentar