Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Sabtu, 18 April 2009

Gue Ingin Merenung Sekarang, Saat Ini Juga

Entahlah, beberapa hari ini perasaan rindu pada sesuatu begitu mendera. Sungguh, seakan ada yang hilang, sesuatu yang tak disadari begitu berartinya hingga tiba-tiba saat ia menguap dan raib (yang entah karena apa), rasa kehilangan, bersalah, sedih begitu berkuasanya sekarang.
Ah… ternyata gue ulang dan selalu terulang lagi, kesalahan demi kesalahan ucap, langkah dan sikap gue yang mungkin takkan bisa diterima dan ditolerir? Maafin gue...
Gue gak lebih hanyalah manusia biasa, salahkah jika ingin menumpahkan apa yang dirasakan? Salahkah kalo gue ingin sekedar meyakinkan diri gue?
Bahwa gue selalu ingin menjaga hati gue dari begitu banyak kekhilafan yang merasuki hati?
Batin gue selalu menggeliat ingin lepas bebas, tapi semampunya gue masih berpikir positif, setidaknya sampai sejauh ini…
Sungguh, gue masih tetap bertahan untuk selalu berpikir dan merenung.

Gue yakin, jika kehidupan memang tidaklah lama. Pada kenyataannya menunjukkan bahwa rata-rata kehidupan manusia yang baik dan sehat hanya hingga mencapai umur 70 tahunan. Hari ini saja ada yang baru memulai langkah kehidupan mereka di muka bumi ini, ada yang sudah separuh jalan dan adapula yang sudah menginjak usia senja. Sudah seyogyanyalah perubahan manusia dari bayi hingga menjadi tua ini adalah suatu pelajaran bagi gue yang selalu berusaha tetap menggunakan akal untuk berpikir dan merenung.

Gue yakin, merenung adalah salah satu sikap berpikir dalam memaknai kehidupan yang telah dilalui sejauh ini dan yang terlebih penting adalah berpikir untuk memikirkan tujuan hidup ke depan. Demi pencapaian terhadap sebuah pertimbangan yang matang, sungguh gue sangat perlu merenung sekarang. Saat ini juga…

Merenungkan bagaimana terjadinya gue, karena asal-usul gue adalah satu yang hina, yang dipandang jijik. Gue keluar juga dari saluran najis. Gue keluar dengan badan yang diselaputi oleh benda yang kotor. Diri ini keluar di dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya.

Gue perlu merenungkan,
Apa tujuan gue diciptakan?
Dimana letak gue dalam sejarah panjang perjalanan peradaban manusia?
Dimana posisi gue dalam alam semesta yang maha luas ini?
Apa tugas kemanusiaan yang harus gue lakukan?
Apa kontribusi gue sebagai khalifah bumi?
Apa makna hidup ini sesungguhnya?
Sukses, berhasil atau bahagia?

Ah..., memang kadang gue perlu berjalan sendiri atau bahkan berhenti sejenak untuk befikir dan merenung setelah proses panjang yang melelahkan sebagai persiapan bagi proses panjang berikutnya.

Gue ingin merenung sekarang, saat ini juga...

Image Hosted by ImageShack.us
Share:

9 komentar:

Seno mengatakan...

Yup, kalo saya melihat kembali ke belakang saya merasa banyak yang harus ditata, banyak yang harus dibenahi, agar semua pertanyaan-pertanyaan diatas terjawab.

Terima kasih renungannya sob.

Ratusya mengatakan...

is there anything i can help you?

Seno mengatakan...

Merenungnya jangan terlalu lama sob he..he..

suwung mengatakan...

kelamaan berhenti tuk berpikir bagus ngak bos?

Unknown mengatakan...

@mbak Quinie: makasih2.., nggak nolak :D
@bos Seno: yup, udah ko bos. kembali 100% positif.
@bos Suwung: bagus, cuma giliran mau bergerak lagi waktunya sudah keburu habis (baca: koit). hehehe ...

Unknown mengatakan...

perenungan yg dalam.

donalduck mengatakan...

salam kenal ya...

menurutku, hidup itu cuma sebentar, sementara, sekejap, tempat bersenang-senang, bersendagurau, rasanya cuma hidup pada waktu sore saja...sedangkan kehidupan aselinya adalah di akhirat.syereeem ya...

Unknown mengatakan...

@Sang Cerpenis Bercerita: Saking dalamnya mbak, sampai diri ini nggak sadar bila hari telah beranjak pagi.
@donalduck: Yup, sekedar persinggahan belaka. Serem? Diri ini juga masih ngumpulin bekal, lebih banyak lebih baik, biar nggak serem tentunya...

Blogger Jakarta mengatakan...

emang bro...:( udeh lama bener ane ga merenung.. thanx sarannya yeh... Salam Hangat selalu deh.. :D

Posting Komentar