Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Jumat, 08 Mei 2009

Membuat Pijakan Bagi Diri ini, Sebelum Segalanya Menjadi Terlambat


Semua orang memiliki lubangnya masing-masing dalam mencari kekayaan. Ada yang hanya beberapa jengkal dalamnya, ada yang beberapa meter, bahkan ada pula yang sangat dalam. Semua bergantung pada kecepatan dan cara menggali masing-masing orang. Dan semakin dalam lubang yang digali maka semakin besar pula resiko yang menghadang.

Namun tidak jarang pula orang yang karena keasikan menggali dan terus menggali sampai-sampai tidak memperhatikan tempatnya berpijak. Lupa bahwa ia telah menggali sedemikian dalamnya dan akhirnya sulit untuk keluar dari lubang yang telah ia gali sendiri. Karena ia hanya fokus akan satu hal, bahwa semakin dalam ia menggali maka akan semakin banyak pula kekayaan yang dikumpulkan.

Pada akhirnya akhirnya ia terjebak dalam keasikan menggali dan terus menggali, lupa bahwa ia pun harus pula membuat pijakan sebagai jalan keluar dari sana. Saat lubang yang ia gali sebagai akibat dari pencarian itu telah sedemikian dalamnya dan tidak dapat kembali lagi keatas, barulah ia sadar. Untuk apa semua kekayaan yang telah dikumpulkan dengan susah payah itu? Jangankan dapat menyelamatkan hidupnya, menikmatinya dengan penuh rasa syukur saja sepertinya sudah tidak mungkin, karena sang waktu telah menghentikannya.

Diri ini pernah mendengar cerita berikut...

Suatu pagi seekor keledai milik seorang petani terperosok ke dalam sebuah lubang. Karena lubang itu lumayan dalamnya maka keledai itu tidak dapat dengan mudah meloncat keluar. Keledai itu lalu melenguh keras yang mungkin dalam bahasa manusia, berteriak minta tolong. Petani yang mendengar suara lenguhan keledainya lalu mendatangi lubang itu. Dan melihat keledainya ada di dalam lubang itu. Ia lalu mengulurkan tangannya, berusaha untuk meraih keledai itu. Namun akhirnya petani itu menyerah, ia tidak dapat berbuat banyak karena lubang itu lumayan dalamnya. Dan lalu memutuskan untuk mengambil peralatan dari rumahnya yang cukup jauh jaraknya dari sana, sekalian meminta pertolongan tetangganya untuk ikut membantu.

Hari telah menjelang sore saat petani dan beberapa orang tetangganya tiba di lubang itu. Namun apa yang mereka dapati sungguh sulit dipercaya. Keledai itu melompat-lompat dari atas kotorannya sendiri hingga mereka dengan mudah meraihnya dan mengeluarkan keledai itu dari dalam lubang.

Intinya, bila seekor keledai saja berusaha membuat pijakan dan terus berusaha melompat tanpa kenal lelah agar selamat dari bahaya terkubur dalam lubang yang telah menjebaknya. Apalagi diri ini? Belajar dari itu maka diri ini selalu berusaha mensyukuri apa yang telah diri ini raih sejauh ini. Selalu berusaha berbagi apa yang telah diperoleh sebagai batu pijakan untuk keluar dari lubang yang telah digali, sebelum segalanya menjadi terlambat. Karena pada akhirnya, waktu jualah yang akan menghentikan penggalian ini.

Image Hosted by ImageShack.us


Share:

5 komentar:

Unknown mengatakan...

semoga saya bisa berhenti sesaat kala menggali lubang rejeki agar tidak lupa diri.

Fanda mengatakan...

Renungan yg indah yg mengingatkan kita bhw hidup ini bukan melulu 'menggali lubang', ya. Btw, ini pasti hasil menyepi-nya yg tiap bulan, ya mas?

SeNjA mengatakan...

hem.. " merenung "

Seno mengatakan...

Wah seru nih, selain menggali harus ada juga pijakan untuk keluar dari lubang tersebut ya sob. Sering kali kita terlena.

ceznez mengatakan...

jangan mo kenal lelah ketika mau menikmati keberhasilanya ya? :D

Posting Komentar