Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Rabu, 06 Mei 2009

Mengantar Diri Ini Kembali Ke Rutinitas


Senja makin temaram, saat diri ini meneruskan kembali kesibukan rutin seperti biasa. Yang tidak biasa adalah rasa bosan, suntuk tiada kepalang yang tiba-tiba menyeruak memenuhi rongga dada, menyesakkan.

Hari-hari yang diri ini lalui begitu membosankannya. Hari-hari yang hanya berkutat dengan kerja dan kerja tiada habisnya. Untuk apa semua ini? Kadang terbesit keinginan untuk keluar dari semua rutinitas ini, terkadang ada semacam kerinduan untuk kembali ke masa kanak-kanak yang tanpa beban, hanya bermain dan bermain.

Dulu saat diri ini masih kanak-kanak, diri ini ingin secepatnya dewasa, bekerja, dan memiliki penghasilan sendiri, lalu menggunakannya sesuka hati. Tapi ke mana semua itu kini? Raib tenggelam bersama kesibukan yang tiada habisnya. Menguap bersama kenyataan yang jauh dari harapan.

Maka adalah benar bila orang mengatakan, saat kecil ingin secepatnya dewasa, namun manakala telah dewasa ingin kembali lagi ke masa kanak-kanak. Dan diri ini sadar, itulah kehidupan. Dan kehidupan selalu dahaga akan sesuatu yang tidak didapati.

Bagaimanapun, seyogyanyalah diri ini bersukur bahwa sanya dulu diri ini telah merasakan indahnya masa kanak-kanak. Saatnyalah kini, saat diri ini sudah bukan kanak-kanak lagi untuk menapaki tingkatan kehidupan dewasa. Kehidupan yang jauh dari sekedar pernak-pernik kesenangan, kehidupan yang bukan sekedar bermain-main. Kehidupan yang menuntut tanggung jawab di setiap langkah yang diambil. Mempertanggung jawabkannya hari ini, esok, lusa, dan setelah mati.

Mati? Ya..., diri ini mengerti, sangat mengerti bahwa tingkatan berikutnya bila Tuhan menghendaki adalah tua dan lalu..., mati. Diri ini ingin selalu ingat itu, diri ini bakal menapaki tingkatan selanjutnya. Ditunggu tidak ditunggu ia bakal datang menghampiri.

Lantas apa yang telah diri ini siapkan bila tua? Apa yang telah diri ini siapkan bila mati? Berpikir ke sana adalah sebuah keharusan, tetapi kehidupan diri ini masih dan sedang berlangsung. Dan inilah saatnya untuk mempersiapkan segalanya.

Kembali rasa sukur membasuh diri ini. Ketetapan hati, bahwa segala yang diri ini lakukan, selama itu baik, adalah bentuk dari sebuah persiapan bagi kehidupan diri ini di tingkat berikutnya.

Senja beranjak malam, malam beranjak pagi, dan pagi mengantarkan kembali rutinitas bagi sebuah awal dari kehidupan di hari ini.

Image Hosted by ImageShack.us

Share:

7 komentar:

Seno mengatakan...

What we do it is a reflection of our future ya sob. We never know what will be, but prepare will make us ready to face everything later. Really nice post.

Semua harus dipersiapkan dari sekarang.

SeNjA mengatakan...

kejenuhan itu biasa dalam hidup ini,apa lagi dengan rutinitas yg sama terus menerus.

sukses trus buat Rana

Ratusya mengatakan...

dinikmatin ajah ran. Pas awal minggu kemaren, sayah juga ngarep biar cepet2 jum'at dan menikmati hari demi hari. eh sekarang udah kamis ajaaahhh..senangnya... cheer up :)

Fanda mengatakan...

Itulah yg namanya hidup yah? Tak ada puasnya? Justru menurutku tak pernah puas itu yg membuat kita tetap hidup, mas. Kalo anda cpt puas, yah anda akn berhenti disitu dan ga mau beranjak. Akhirnya anda malah mundur ke belakang, krn kehidupan ini maju terus. Jgn risau mas, yg penting tetaplah punya tujuan ke depan dan nikmatilah setiap detik yg anda punyai, krn waktu tak akan menunggu anda. Dunia itu begitu indah lho!

Tetap semangat ya!!

deena mengatakan...

manusia.. begitulah ia, rasa tidak puas selalu ada. bener ran, harus bersyukur dengan kehidupan ini dan mengisi dengan rutinitas dengan semangaaattt!!!!

PoLaR mengatakan...

yah bgitulah sft mnsia tdk ada rsa puas, yg jlas sll smangat euyyy...n nikmati/sukurilah apa yg ada

Easy Mafia mengatakan...

Setuju sekali dengan pandangan dalam postingan kali ini. Masa lalu tidak akan kembali lagi ya sob, jadi yang harus dilakukan adalah yang terbaik untuk saat ini, karena saat ini adalah bibit untuk persiapan di hari esok (tua / mati)

Posting Komentar