Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Kamis, 21 Maret 2013

Salah Keras atau Benar Pelan?

Salah keras masih lebih baik daripada benar tapi pelan atau bahkan nyaris tak terdengar. Karena setidaknya kesalahan bisa segera dikoreksi, tapi benar pelan? Karena tidak terangkat ke permukaan maka kecil kemungkinan sebuah kebenaran berujung dengan koreksi atas suatu kesalahan.

Ditengah persaingan hidup yang kian hari kian berat, maka kerap terjadi penyelewengan demi tujuan memenangkan persaingan. Dan akibat penyelewengan bukan tidak mungkin akan menghancurkan nilai-nilai moral dan budaya di tengah masyarakat bahkan kehidupan berbangsa dan bertanah air.

Akan halnya keterpurukan bangsa ini, dimana korupsi, suap, penyalah gunaan wewenang, dan seterusnya begitu mewabah, apakah ini mengindikasikan “Suara kebenaran yang nyaris tak terdengar?”. Kemungkinan itu pasti ada.

Kesalahan yang diucapkan dengan keras (transparan) dipastikan akan mengundang kontroversi dan kemungkinan besar berujung pada koreksi. Dan memang resikonya adalah malu, tapi janganlah alergi dengan malu, karena budaya malu masih lebih baik ketimbang tidak punya malu alias bermuka tebal.

Sekarang tinggal bagaimana kita mengapresiasi “Budaya malu”, karena malu memang masih lebih baik daripada tidak merasa malu terhadap perilaku negatif.

"Teriaklah yang lantang untuk suatu kebenaran,
bukan untuk popularitas"

Share:

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

Posting Komentar