Penggalan Jurnal Kehidupan, Kisah, Inspirasi, Informasi, Tips, Opini

Jumat, 24 September 2010

Apakah Kita Telah Benar-benar Bertanggungjawab Dengan Waktu Kita?

Tahukah Anda salah satu keluhan yang paling sering kita lontarkan adalah tentang keterbatasan waktu? Mungkin pernah atau bahkan saat ini, kita merasa seolah-olah pekerjaan yang harus kita selesaikan begitu banyaknya. Sehingga hal-hal yang seharusnya selesai, malah terbengkalai.



Bagi orang-orang yang berpikiran positif, selalu memandang keterbatasan waktu sebagai sinyal baginya agar benar-benar memanfaatkan waktu yang tersedia untuk hal-hal yang bermanfaat. Mereka memastikan bahwa waktunya digunakan dengan efektif, untuk hal-hal yang positif secara produktif. Sedangkan bagi orang-orang yang berpikiran negatif, memandang keterbatasan waktu sebagai penghalang, sekaligus alasan untuk tidak menyelesaikan tanggungjawabnya. Pertanyaannya sekarang adalah; apakah memang pekerjaan kita yang terlalu banyak, ataukah kita yang tidak benar-benar menggunakan waktu yang kita miliki untuk hal-hal yang berguna?

Ironis sekali bila seringkali kita mengatakan kepada atasan bahwa kita tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan begitu banyaknya tugas ini dan itu yang dibebankan perusahaan kepada kita. Kita mengeluhkan terlalu banyaknya pekerjaan; sementara disaat seharusnya kita bekerja, kita mungkin malah menyia-nyiakan waktu kita untuk sesuatu yang sama sekali tak berguna buat perusahaan yang membayar kita. Tidak juga bisa menjadikan diri kita tambah pintar, atau lebih terampil.

Kitapun bukannya harus bersembunyi dari atasan kita. Karena permasalahannya bukan terletak pada apakah kita bisa bersembunyi dari atasan atau tidak. Bukan pula apakah waktu itu kita sia-siakan dengan mengobrol yang tidak jelas atau melakukan hal lain yang kurang bermanfaat. Melainkan apakah kita telah benar-benar bertanggungjawab dengan waktu kita?

Ada orang yang mengatakan; "Setelah semua pekerjaan sudah saya selesaikan, maka soal sisa waktu yang ada, itu adalah mutlak urusan saya. Mau saya gunakan untuk apa sisa waktu itu terserah saya."
Jika kita mendengar perkataan semacam ini, perlu diuji kebenarannya. Betulkah pekerjaan orang ini sudah selesai? Atau barangkali memang perusahaan telah salah mempekerjakan orang.

Jaman sekarang perusahaan-perusahan lebih membutuhkan orang-orang yang bukan hanya terampil. Tetapi juga penuh inisiatif. Karena orang-orang
yang sekedar terampil mungkin bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan juklak. Sedangkan orang-orang yang melengkapi keterampilannya dengan inisiatif; bukan sekedar akan menyelesaikan pekerjaan, melainkan datang kepada atasannya dengan gagasan-demi gagasan. Sebab orang-orang yang penuh inisiatif tidak perlu menunggu sang atasan
untuk menyuruhnya melakukan tugas ini dan itu. Dia sendirilah yang berinisiatif untuk itu. Lagi pula, mana ada atasan yang bisa selamanya mengawasi dan menyuapi setiap bawahan?

Dalam Al-Quran ayat ke-7 surat Alam Nasyroh yang berbunyi; "Fa idzaa faroghta fanshob". Yang bila diterjemahkan kalimat itu berarti; "Maka ketika engkau telah selesai mengerjakan suatu urusan, maka kerjakanlah urusan berikutnya."
Dengan kata lain, kalimat itu mengingatkan kita tentang betapa banyaknya hal yang menunggu untuk kita tangani. Sehingga, sesungguhnya kita tidak memiliki cukup alasan untuk berhenti berkarya. Oleh karena itu, orang-orang yang mengikuti nasihat ini bersedia berpindah dari satu tugas kepada tugas lain. Dari satu aktivitas kepada aktivitas lain. Dari satu pencapaian, kepada pencapaian lain.

Kalau begitu kapan sih kita boleh beristirahat? Yah, waktunya istirahat, maka kita istirahat saja. Dan disaat kita harus bekerja, maka bekerjalah kita. Jika kita bisa menempatkan kedua hal itu saja, kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan dengan prinsip ini tidaklah mungkin kita mengatakan bahwa pekerjaan kita sudah selesai. Sebab jika demikian; apa alasan perusahaan memperpanjang masa kerja kita? Bukankah tidak ada gunanya bagi perusahaan? Ngapain mempekerjakan karyawan untuk suatu pekerjaan yang sudah selesai?



Sebelum mengeluhkan bahwa waktu yang kita miliki tidak cukup,
lebih baik terlebih dahulu memastikan bahwa kegiatan yang kita lakukan
cukup berharga untuk mengisi waktu yang sedikit itu.


Share:

1 komentar:

fajar mengatakan...

yups...betul sekali om...bahwa...waktu itu sangat kejam...namun kita sering melupakannya...

Posting Komentar