Dari artikel kemarin di blog ini mungkin tersirat riakan suasana hati saat menulisnya. Maaf bila diri ini ternyata memanfaatkan blog ini juga sebagai media pelampiasan atas apa yang diri ini rasakan; susah, sedih, senang, ketidak mampuan, kerinduan, unek-unek, harapan, keinginan tuk berbagi, dan banyak lagi. Mudah-mudahan tidak ada salahnya, tetap berharap mendapat semangat dari sini tuk menjadi mahluk yang tak mudah rapuh.
Karena bagaimanapun disaat diri ini membutuhkan kehadiran penyemangat, darimana pun datangnya itu, kenapa tak diterima dan dipahami?
Mendengarkan suara hati sendiri memang perlu, namun bukan berarti menulikan hati dari suara-suara kecintaan dari luar. Toh diri ini hanya manusia biasa, sangat-sangat jauh dari kesempurnaan. Tak ingin terbelenggu oleh ketidak-pekaan. Tak ingin terkungkung oleh kesendirian. Alangkah menakutkannya, dan takkan ada manusia yang sanggup tuk melalui perjalanan hidup hanya dengan individunya sendiri, tanpa memerlukan individu lain.
Keinginan menjadi pribadi yang dicintai, disenangi, dirindui, membuat bahagia ketika bertemu dan membuat senang berada di dekatnya dalam perjalanan di kehidupan ini.
Ia ada bercerita,
tentang kenanganmu yang melupakannya,
dari apa yang ia sayangi.
Ia pun ada bercahaya,
memancarkan sinar karena wajahmu,
dan ceritamu sungguh menjadi pemikatnya.
Bila pun ia mengeluh keletihan di tengah perjalanan,
maka hasrat tuk bertemu,
seakan memberinya sebuah kekuatan.
Karena cinta ini bukanlah sekedar berbasa-basi,
atau bahkan keterpaksaan,
maka sambut ini dalam
persaudaraan,
persahabatan.
Akan selalu teringat;
itu adalah sesuatu yang paling ternikmati.
Pun bila kau ingin berjalan sendiri,
dan entah merasa bosan terhadapku,
tak mengapa!
Namun kau tetap akan mendengar,
suara ini memanggilmu;
saudaraku,
sahabatku.
Hingga gaung cinta ini,
mendatangimu di manapun kau berada.
Akan kau mengerti...
keindahan dari sebuah ketulusan.
-***-
Karena bagaimanapun disaat diri ini membutuhkan kehadiran penyemangat, darimana pun datangnya itu, kenapa tak diterima dan dipahami?
Mendengarkan suara hati sendiri memang perlu, namun bukan berarti menulikan hati dari suara-suara kecintaan dari luar. Toh diri ini hanya manusia biasa, sangat-sangat jauh dari kesempurnaan. Tak ingin terbelenggu oleh ketidak-pekaan. Tak ingin terkungkung oleh kesendirian. Alangkah menakutkannya, dan takkan ada manusia yang sanggup tuk melalui perjalanan hidup hanya dengan individunya sendiri, tanpa memerlukan individu lain.
Keinginan menjadi pribadi yang dicintai, disenangi, dirindui, membuat bahagia ketika bertemu dan membuat senang berada di dekatnya dalam perjalanan di kehidupan ini.
tentang kenanganmu yang melupakannya,
dari apa yang ia sayangi.
Ia pun ada bercahaya,
memancarkan sinar karena wajahmu,
dan ceritamu sungguh menjadi pemikatnya.
Bila pun ia mengeluh keletihan di tengah perjalanan,
maka hasrat tuk bertemu,
seakan memberinya sebuah kekuatan.
Karena cinta ini bukanlah sekedar berbasa-basi,
atau bahkan keterpaksaan,
maka sambut ini dalam
persaudaraan,
persahabatan.
Akan selalu teringat;
itu adalah sesuatu yang paling ternikmati.
Pun bila kau ingin berjalan sendiri,
dan entah merasa bosan terhadapku,
tak mengapa!
Namun kau tetap akan mendengar,
suara ini memanggilmu;
saudaraku,
sahabatku.
Hingga gaung cinta ini,
mendatangimu di manapun kau berada.
Akan kau mengerti...
keindahan dari sebuah ketulusan.
-***-
15 komentar:
Bila ketulusanmu mampu mendatangkan banyak teman dan sahabat, lalu kenapa 'hidup sejatinya sebuah kesunyian'?....hmmmm....
tidak ada salahnya mengungkapkan gundah dan kegelisahan lewat tulisan sob,
tahukah...? ini bisa jd salah satu obat yg ampuh mengeluarkan beban di dalam hati...
ups,, iya yahh... ~x( makanya kusematkan 'tanda tanya' di sana :D
@mba'Irma: yup mudah2an mba'... n' berharap banget malah... heuheuheu
Cinta memang luar biasa, membuat letih dan lelah menjadi energi membakar semangat. Tak ada kesedihan disana, yang ada hanya bahagia meskipun hanya makan nasi akik sepiring berdua :)
Wow ...sebuah ungkapan rasa yang sungguh tidak gampang menorehkannya dalam bentuk tulisan.
Very nice sharing.
obat yang paling mujarab dalam mengobati kegelisahan hati adalah menulis...
selain kerahasiaan yang terjaga, segala emosi yang terbawa ketika kita gelisah juga hanya terlampiaskan tanpa ada yag harus menjadi korban...
semoga saat ini segera terlewati dan berganti dengan hari yang penuh dengan tawa dan senyum indahmu...
salam kenal :D
ya, menulis kan obat...walaupun gak mujarab banget, minimal bisa meredakan kegelisahan.
bener bangets sob hidup ini terasa sepiii klo ga ada seseorang penyemangat.... tetap smangad y
seimbang aja antara suara hati dan suara orang lain.
truely beautiful....
semoga hati kita seramai jakarta....
hidup kesunyian? hem... ia kali ran..
jadi berbagilah di blogmu.. buang smua uneq-uneqmu.. dan be hepi...walo tetep sunyi.. *wis ngomong apa aku ini..??*
blog memang salah satu sarana utk mencurahkan kegundahan hati kok. jadi, sah2 aja, Ran. btw, puisinya mellow sekali...
Siipp....pas.
Posting Komentar